Sigi Hari Ini

Babi Mati di Palolo dan Kulawi Selatan, Kadis Peternakan Sigi Sebut Virus CSF Pernah Ada di Sigi

Kasus Demam Babi di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah hingga saat ini belum ada terjadi tahun 2023.

TribunPalu.com/Moh Salam
Peternak Babi di Desa Jono Oge Kabupaten Sigi saat membersihkan kandang babi, Jumat (2/6/2023). 

TRIBUNPALU.COM, SIGI - Kasus Demam Babi di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah hingga saat ini belum ada terjadi tahun 2023.

Hal itu diutatakan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sigi Akib Ponulele kepada TribunPalu.com, Minggu (4/6/2023).

Akib Ponulele membenarkan adanya laporan ternak Babi mati di Desa Berdikari Palolo dan Desa Lawua Kulawi Selatan.

Kata Akib, Babi yang mati di Desa Berdikari dan Lawua menunjukkan tanda-tanda klinis sebagai ASF alias African Swine Fever. 

Baca juga: BREAKING NEWS: Polda Sulteng Tetapkan Oknum Anggota Polri Tersangka Persetubuhan Anak di Parimo

Menurutnya, Gejala ASF mirip dengan tanda klinis CSF alias Classical Swine Fever atau Hog Cholera.

"Untuk Kabupaten Sigi memang ada laporan kematian ternak babi seperti di Desa Berdikari Palolo dan Lawua Kulawi Selatan yang menunjukkan tanda-tanda klinis ASF yang tanda klinisnya mirip CSF atau Hog Cholera. Kedua penyakit tersebut mirip tanda klinisnya," ujar Kadis Peternakan dan Keswan Sigi Akib Ponulele.

Kadis Peternakan dan Keswan Sigi Akib menuturkan, Penyakit CSF sudah pernah terjadi di Kabupaten Sigi

"Penyakit CSF sudah pernah terjadi di Sigi tetapi ASF belum pernah," kata Akib Ponulele. 

Ia menjelaskan, untuk mengetahui dan membedakan kedua penyakit itu maka diperlukan diagnosa dari Lab Balai Besar Veteriner Maros.

"Untuk membedakan ASF dan CSF diperlukan diagnosa lab oleh Balai Besar Veteriner Maros," sebut Akib.

Baca juga: Kirab Pemilu 2024, Warga Ramaikan Game Rebut Kursi di Donggala

Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan UPT Vetereriner Provinsi Sulawesi Tengah terkait Pengambilan sampel ternak babi yang mati di Sigi, kemudian dibawa ke Balai Besar Veteriner Maros. 

"Kami melakukan koordinasi dengan UPT vetereriner provinsi untuk pengambilan sampel, yang kemudian sampel tersebut akan dikirim ke balai besar vetereriner Maros," ujar Kadis Peternakan dan Keswan Sigi. 

"Untuk langkah antisipasi penyakit ASF pada babi, kami menghimbau dan menyarankan kepada para peternak untuk melakukan penyemprotan desinfektan di kandang, untuk sementara tidak melakukan pembelian ternak dari luar kabupaten sigi khususnya daerah yang sudah dinyatakan positif ASF serta tidak mengunjungi kandang yang sakit," tuturnya. 

Diketahui ASF adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen. 

Kondisi yang tentunya mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar dan Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.

Sedangkan Classical swine fever (CSF) virus adalah virus yang menginfeksi ternak babi dan merugikan secara ekonomi karena tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved