Alkhairaat

Perselisihan di Internal Alkhairaat Jadi Sorotan, Ini Komentar Habib Mohammad Sadig Al-Habsyi

Perselisihan di organisasi Alkhairaat antara Majelis Dzurriyat dan Sayyid ‘Alwi Saggaf (SAS) ikut ditanggapi oleh Habib Mohammad Sadig Al-Habsyi.

Penulis: Lisna Ali | Editor: Haqir Muhakir
Handover
Perselisihan di organisasi Alkhairaat antara Majelis Dzurriyat dan Sayyid ‘Alwi Saggaf (SAS) ikut ditanggapi oleh Habib Mohammad Sadig Al-Habsyi. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Lisna

TRIBUNPALU.COM, PALU - Perselisihan di organisasi Alkhairaat antara Majelis Dzurriyat dan Sayyid ‘Alwi Saggaf (SAS) ikut ditanggapi oleh Habib Mohammad Sadig Al-Habsyi.

Menurutnya komentar-komentar masyarakat yang beradar belakangan ini berada di luar konteks kronologi.

Ia menanggapi itu untuk menjelaskan bagaimana hingga terbentuknya Majelis Dzurriyat menggantikan kepengurusan Ketua Utama.

“Saya merasa perlu menanggapi komentar warga Alkhairaat, karena tidak memahami kronologi mengapa Majelis Dzurriyat Guru Tua sampai dibentuk. Kita perlu tahu latar belakangnya, agar tidak simpang siur,” katanya kepada TribunPalu.com, Rabu (12/7/2023).

Baca juga: 1.705 Pelanggaran di Hari Pertama Operasi Patuh Tinombala 2023, Didominasi Karyawan Swasta dan PNS

Tokoh muda Alkhairaat itu menjelaskan, Majelis Dzurriyat adalah respon keturunan Guru Tua terhadap kepemimpinan Sayyid Alwi Saggaf dalam kapasitasnya sebagai Ketua Utama Alkhairaat sebelumnya.

“Sejak dibaiat oleh keluarga tahun lalu, Sayyid Alwi Saggaf tidak berbuat apa-apa untuk organisasi. Bukannya menjalankan roda organisasi, ia justru bertindak di luar etika kepatutan dengan mengubah akta yayasan tanpa konsultasi dengan keluarga,” jelas Mohammad Sadig Al habsyi.

Padahal dikatakan masih ada paman dan anak dari Guru Tua selaku dewan pembina.

Parahnya untuk beberapa perubahan itu, Sayyid Alwi Saggaf dan beberapa oknum lainnya memalsukan tanda tangan Syarifah Sida sebagai anak dari Guru Tua.

Bagi Habib Sadig, atas kesalahan SAS tersebut maka sudah sepatutnya Syarifah Sida selaku pembina yayasan membentuk Majelis Dzurriyat untuk menyelamatkan organisasi Alkhairaat.

“Begitu Majelis Dzurriyat dibentuk, barulah SAS ingin menyelenggarakan Rapimnas dan Muktamar. Sudah terlambat. Muktamar dan Rapimnas itu tidak punya legitimasi lagi, karena saat ini tidak ada ketua utama di Alkhairaat. Kapasitasnya sudah dihapus oleh pembina lewat Majelis Dzurriyat,” imbuhnya.

Habib Sadig juga mengaku heran dengan narasi di masyarakat yang mempertanyakan keberadaan Majelis Dzurriyat.

“Saya juga perlu meluruskan, persoalan di Alkhairaat hari ini adalah urusan yayasan dan bukan organisasi. Ketua Utama dan AD-ART adalah produk organisasi. Ketua Utama itu struktur organisasi yang bisa dibubarkan oleh pembina yayasan. Ini tertulis dalam akta yayasan nomor 27 dan diatur dalam undang-undang yayasan. Pembina dalam hal ini Syarifah Sida, memiliki kekuasaan di atas pengurus,” katanya.

Lebih lanjut Habib Sadig menjelaskan, pihak keluarga telah melayangkan gugatan hukum melalui pengacara yang ditunjuk untuk membatalkan akta yayasan cacat prosedur yang didaftarkan oleh Sayyid Alwi Saggaf kepada pihak notaris. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved