Blak-blakan Greysia Polii Cerita Soal Match Fixing Olimpiade 2012, Bulu Tangkis Nyaris Di-banned
Greysia Polii, pebulu tangkis ganda putri Indonesia, mengalami titik terendah pada Olimpiade London 2012.
"Saat babak delapan besar bisa memilih. Kami mau lawan yang mana. Waktu itu, saya akan bertemu antara Wang Xiaoli/Yu Yang, Kim Ha-na. Begitu juga Han Jung-eun/Kim Min-jung berpikiran juga yang sama," kata Greysia kepada media di Jakarta, Rabu (2/8/2023).
"Jadi, sebelum dia ada drama saya menyadari Zhao Yun Lei kalah dari Christina Pedersen karena China berambisi All Chinese finals."
"Otomatis saat lihat pertandingan sore hari Wang Xiao Li dan Kim Ha-na seperti buang bola. Tidak mau bermain. Kita bisa lihat di Youtube pertandingannya sangat tidak sportif."
"Dari situ kami berpikir bahwa mereka bermain seperti itu. Jangan-jangan Yu Yang diminta mengalah supaya Zhao Yun Lei bisa ke semifinal karena China merasa sangat percaya diri."
"Dari situ prasangka terjadi antara saya, Meiliana dan Koh Paulus. China dan Korea kok begini mainnya. Kami seharusnya menang karena Wang Xiao Li pasti menang atas Kim Ha-na tidak mungkin kalah."
Greysia berpikir untuk mati-matian melawan Han Jung-eun agar bisa menjadi juara grup dan bertemu Kim Ha-na.
"Korea pun berpikiran yang sama mereka menghindari Wang Xiao Li/Yu Yang pada saat itu karena ada dramanya itu. Saya jujur sudah tahu kalau Wang/Yu kalah. Kalau saya mengalahkan Kim Ha-na, saya akan bertemu Wang/Li," tutur mantan ganda putri Indonesia berusia 35 tahun itu.
"Jujur saya galau kenapa permainan mereka seperti itu. Mereka mempertontonkan hal yang tidak baik. Jadi integritas sebagai atlet goyang. Setelah tanya CdM dan Ketum (PBSI) bagaimana mereka panas dan jadi spotlight kami harus bermain seperti itu."
"Setelah itu, saya mendapat sms dari reporter BWF. Dia bilang, ini sudah menjadi sorotan. Jangan main-main. Dari situ saya bilang, saya harus serius. Apa pun yang terjadi saya dan Meiliana harus bermain yang terbaik. Pemikiran itu, saya sudah tegang, nervous, ditekan di kiri-kanan."
Apalagi, pertandingan Greysia/Meiliana menjadi sorotan.
"Saya masuk lapangan dengan pemikiran saya dan koh paulus, cdm, dan ketum mereka menonton dari atas mengatakan bahwa saya dan Meiliana akan bermain yang terbaik. Terserah hasilnya mau apa saja karena sudah diwanti-wanti reporter BWF," aku Greysia.
"Tetapi, pada kenyataannya Korea yang memegang servis lebih dulu, Saat servis, mereka miring ke sebelah sana. Jadi dari situ ketahuan mereka tidak mau bermain dengan baik. China dan Korea negara yang otoriter. apa pun kata atasan harus menurut."
"Hal itu efeknya jadi ke saya. Saya berpikir tidak adil, saya ingin bermain yang terbaik. Mereka begini, tetapi saya sudah masuk di kandang macan. Itu lihat, saya sudah negosiasi dengan BWF di Youtube. Dulu disiarkan RCTI tetapi di take down semua," ucap Greysia.
"Jadi, tidak ada jejak rekam untuk membela keseriusan kami tim Indonesia. Akhirnya dari situ saya merasa saya harus terima keputusan BWF dan IOC. Pada 2012 ada media gathering belum rileks karena 2012 belum bisa bertemu media, saya sampai memakai topi."
"Sampai di Indonesia saya bersembunyi di rumah dan media mencari kami sampai bulan berikutnya. Salah satu jurnalis mengatakan bahw agaimanapun ini masalah Indonesia dan dunia. Saya baru sadar dari situ."
Patryzia Nolidi Wakili SDN 19 Balaesang di OSN Tingkat Kabupaten Donggala, Target Tembus Nasional |
![]() |
---|
Target Lolos Nasional, 15 Siswa SD Wakili Donggala di OSN Tingkat Kabupaten |
![]() |
---|
Bupati Morowali Utara Apresiasi Atlet Karate Berprestasi, Hadiahkan Rp5 Juta |
![]() |
---|
Indonesia dapat Tawaran BWF Jadi Tuan Rumah Sudirman Cup 2027 dan Piala Thomas-Uber 2028 |
![]() |
---|
Pj Bupati Parimo Sebut O2SN dan FLS2N Bantu Bangun Karakter Anak Sejak Dini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.