Bisa Jadi Musibah, Ketahui Dampak Negatif Gaya Hidup Mewah

Terkadang, pengguna media sosial melakukan Flexing Gaya Hidup Mewah demi mendapatkan validasi dari orang lain.

|
Editor: mahyuddin
handover
Ilustrasi Gaya Hidup Mewah - Terkadang, pengguna media sosial melakukan Flexing Gaya Hidup Mewah demi mendapatkan validasi dari orang lain. 

Penganut Gaya Hidup Mewah tidak akan ragu-ragu untuk berhutang demi membeli barang yang diinginkannya.

Apalagi, saat ini ada banyak opsi pay later yang memudahkan seseorang untuk berhutang saat menginginkan sesuatu.

Saat seseorang terjebak dalam hutang yang berlarut-larut, maka ia mungkin akan mengalami stres, sering cemas, bahkan hingga depresi.

3. Tidak Memiliki Tabungan

Menabung menjadi strategi untuk mengantisipasi kemungkinan dampak buruk yang akan terjadi di masa mendatang.

Uang tabungan berperan sebagai dana cadangan yang nanti bisa digunakan saat situasi mendesak yang terkadang datang pada waktu yang tak terduga.

Namun, penganut Gaya Hidup Mewah seringkali tidak memperhatikan hal itu karena mereka cenderung menghabiskan uangnya untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.

4. Memiliki Barang Menumpuk

Penganut Gaya Hidup Mewah akan memiliki banyak barang yang tidak digunakan.

Barang-barang tersebut biasanya hanya digunakan sekali atau dua kali hingga akhirnya tidak digunakan lagi karena ada barang baru.

Penganut Gaya Hidup Mewah cenderung membeli barang baru tanpa mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya atau ruang penyimpanan yang tersedia.

Akibatnya, barang-barang tersebut jadi menumpuk sehingga mengakibatkan kekacuan, kebingungan, atau bahkan kesulitan dalam menjaga kebersihan dan keteraturan di tempat tinggalnya.

5. Sulit Merasa Bahagia

Meskipun penganut Gaya Hidup Mewah berusaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya, namun sebuah penelitian menunjukkan bahwa memiliki lebih banyak barang tidak selalu berarti lebih bahagia.

Keinginan yang terus-menerus ingin memiliki barang baru bisa mengakibatkan perasaan tidak puas dan keinginan yang tidak terpenuhi.

Hal itu bisa menciptakan siklus konsumsi yang tak ada akhirnya dan menghalangi pencapaian kebahagiaan yang lebih berkelanjutan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved