Jumlah Korban Meninggal Ledakan Smelter PT ITSS Bertambah, Salah Satunya Keluarga Eks Pimpinan KPK

Jumlah korban meninggal dunia akibat ledakan Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulteng, terus bertambah.

Handover
Duka ledakan Smelter Nikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulteng turut dirasakan Mantan Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif. 

TRIBUNPALU.COM -  Jumlah korban meninggal dunia akibat ledakan Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulteng, terus bertambah.

Hingga berita ini ditulis, jumlah korban meninggal yang terdata sebanyak 16 jiwa.

Jumlah tersebut bertambah setelah tiga pekerja yang mengalami luka berat meninggal dunia pada Senin (25/12/2023).

Salah satu pekerja yang meninggal merupakan keluarga mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif.

Ia mengatakan, anggota keluarganya yang menjadi korban itu bernama La Ode Abdul Mursalim. Laode membagikan kabar duka itu melalui akun media sosial X, Senin (25/12/2023).

Kompas.com telah mendapatkan izin Laode untuk mengutip unggahan tersebut.

“Salah seorang keluarga saya, La Ode Abdul Mursalim, meninggal dalam ledakan ini,” ujar Laode, Minggu.

Menurut dia, pekerjaan di smelter nikel itu merupakan yang pertama bagi Abdul Mursalim setelah lulus.

Laode lantas meminta doa untuk keluarganya tersebut. “Ini pekerjaan pertama dia setelah lulus kuliah,” kata Laode.

Diketahui, ledakan tungku smelter nikel PT ITSS di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengakibatkan 16 orang meninggal dunia dan puluhan orang luka.

Korban meninggal itu merupakan warga negara Indonesia (WNI) dan tenaga kerja asing (TKA) asal China.

Tragedi ledakan smelter ini kemudian menjadi sorotan dan dinilai menjadi cermin buruknya prosedur keselamatan kerja di sektor kawasan industri itu, Juru kampanye mineral kritis Trend Asia, Arko Tarigan menyebut, kecelakaan kerja yang menimbulkan korban jiwa merupakan kejadian berulang di kawasan industri pengolahan smelter dan tidak pernah ada evaluasi.

Berdasarkan catatan Trend Asia, sebanyak 53 pekerja smelter di Indonesia meninggal dunia dalam kurun 2015 hingga 2022, termasuk di IMIP.

Sebanyak 13 orang di antaranya merupakan TKA asal China.

"Evaluasi dari kasus-kasus [di smelter nikel] selama ini tidak jelas, seakan ketika ada yang meninggal, berikan kompensasi, selesai. Nyawa mereka seperti terus dikorbankan saja. Yang penting perusahaan tetap berjalan," kata Arko kepada BBC News Indonesia.(*)

 

(TribunPalu.com/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved