Kementerian Pertanian

Kementan Gerak Cepat Pulihkan Lahan Pertanian Terdampak Banjir di Grobongan

Kementan selalu siaga dan memantau perkembangan perkambangan wilayah lahan pertanian yang terdampak banjir.

Penulis: Resky Amaliah | Editor: mahyuddin
Kementan
Kementan gerak cepat tangani dampak Banjir yang melanda beberapa lahan pertanian Provinsi Jawa pada awal Februari 2024. 

Banjir juga terjadi di Kabupaten Kudus terkena 489 ha pada tanaman padi, cabai, melon dan kangkung.

Dari semua data Banjir Demak dan Kudus sebagian besar juga sudah surut tidak tergenang, sehingga banyak pertanaman bisa terselamatkan

Baca juga: RESPON Puan Maharani Soal Ahok Ingin Jadi Jaksa Agung Jika Ganjar Pranowo Jadi Presiden

Kementan melalui aparat pertanian Tingkat Kabupaten Grobogan, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (Koortikab POPT) menyatakan bahwa upaya antisipasi berupa pengerukan/normalisasi saluran air telah dilakukan sebelum terjadinya banjir namun karena curah hujan yang cukup tinggi dan jebolnya tanggul maka banjir tidak terelakkan lagi.

Ada 15 kecamatan yang terdampak Banjir dengan total lahan pertanian yang tergenang mencapai 4.745 ha.

Sampai saat ini, petugas POPT masih terus melakukan pemantauan dan identifikasi kemungkinan dilakukannya pompanisasi untuk mempercepat surutnya air.

Terkait jebolnya tanggul petugas POPT Grobogan sudah melaporkan ke instansi terkait supaya bisa segera diperbaiki menggunakan alat berat.

Rencananya setelah air mulai surut akan dilakukan gerakan penanganan banjir berupa pembersihan/perbaikan/normalisasi saluran agar Banjir segera surut sehingga tidak banyak pertanaman yang gagal panen/puso.

Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Tengah, Herawati Prarastiyani mengatakan, Banjir yang terjadi saat ini mudah-mudahan tidak akan menganggu produksi pangan padi di Provinsi Jawa Tengah,

“Upaya untuk menekan puso akibat Banjir, akan segera dilakukan tergantung hasil pantauan kondisi di lapangan oleh petugas. Gerakan Penanganan Banjir berupa pompanisasi dan normalisasi saluran untuk mempercepat surutnya air, serta pembersihan/penyiapan lahan terdampak akan segera disiapkan," tuturnya.

Herawati menyebutkan gerakan ini melibatkan Brigade Proteksi sebagai motor penggeraknya bersama-sama dengan petugas, petani dan warga masyarakat.

Selain itu, apabila nanti ternyata ada petani yang gagal panen akibat banjir ini maka akan diproses usulan bantuan benih supaya petani dapat segera bertanam lagi sehingga produksi pangan tidak terganggu.

"Bagi petani yang sudah mengikuti AUTP (asuransi usaha pertanian) apabila mengalami gagal panen maka petugas akan mengawal klaim AUTP supaya petani segera mendapatkan dana untuk bertanam lagi," terangnya.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved