ABC WoodenToys Berkreasi Rangkul Difabel,Tebar Manfaat Mainan Edukatif ke Penjuru Negeri Bersama JNE
Peluang itu yang diejawantahkan menjadi ABC Wooden Toys, UMKM yang menyediakan mainan edukatif untuk murid PAUD, TK, dan ABK
Penulis: Imam Saputro | Editor: Wahid Nurdin
ABC WoodenToys mempercayakan JNE menjadi perantara untuk mengirimkan APE ke berbagai wilayah di Indonesia.
"Biasanya kami ke JNE di daerah Pengok untuk kirim, kalau mau cepat pakai yang YES, sedangkan kalau partai besar bisa yang pakai truk itu, " ujar Rita.
Menurutnya, pengiriman menjadi faktor penting baginya untuk mengembangkan bisnis dan mengirimkan APE.
"Yang terpercaya, artinya bisa dilacak, tidak sembarangan kirimnya dan harganya bersaing, karena untuk mainan edukatif biasanya sekali pesan dalam jumlah banyak untuk institusi atau sekolahan," tambahnya.
"Termasuk ke agen atau konsiyasi kami kirimnya juga harus pakai jasa yang terpercaya."
Kepercayaan antara penjual dan pembeli bisa terjaga dengan adanya sistem yang bisa melihat paket yang dikirimkan di website JNE ataupun aplikasi di HP.
Pelanggan bisa melakukan tracking paket yang dikirimkan oleh ABC WoodenToys dengan mudah melalui website atau aplikasi My JNE.
ABC Wooden Toys kini bahkan telah melayani permintaan APE atau mainan edukatif untuk pasar di dalam dan luar negeri.
Perusahaan yang punya showroom di Gedongkiwo MJ I/ 676 Yogyakarta ini telah mengirimkan mainan edukatifnya ke hampir seluruh pelosok daerah di Indonesia.
“Kami sempat ikut pameran di Malaysia dan Australia, ada juga order dari situ,” tegas Rita.
Rita mengakui selain ikut pameran di berbagai kesempatan, pemasaran secara online juga membuat produknya makin dikenal oleh banyak orang termasuk dari luar negeri.
Ubah stigma negatif penyandang difabel
Keberanian Rita dan suami merekrut penyandang difabel ingin menepis anggapan kaum difabel tidak bisa bekerja dengan baik di dunia kerja.
"Sebenarnya untuk kualitas hasil produksi sama saja, malah teman-teman difabel bisa lebih fokus dan tekun untuk mengerjakan sesuatu, hanya harus pelan-pelan dan satu per satu," jelasnya.
Meski demikian, target pembuatan APE sebanyak 300 - 400 buah per bulan bisa dipenuhi tanpa ada kendala.
“Pernah peak season dan ada pameran, kami produksi hingga 1.000-an buah mainan edukatif juga bisa tercapai,” jelas Rita.
Stigma lain yang ingin ia ubah adalah penyandang difabel sering dianggap jadi beban keluarga karena tak bisa mandiri di kehidupan sehari-hari.
“Beberapa karyawan kami secara nyata sudah tak jadi beban bagi keluarga, bahkan bertransformasi jadi tulang punggung keluarga.”
“Misalnya Mas Topan, ibunya dulu adalah buruh cuci pakaian, sekarang setelah Mas Topan settle di sini, ia sudah bisa “memaksa” sang ibu untuk mengurangi pekerjaannya sebagai buruh cuci dengan memberikan ke keluarga gaji yang ia terima dari sini,” terang Rita.

Contoh lain adalah Agus di tahun 2023 kemarin bisa membeli sebuah sepeda motor seharga puluhan juta secara tunai.
“Saya dan suami tentu senang, teman-teman itu bisa membantu keluarga dan bahkan beli motor secara cash,” kata dia.
Ia tak ingin lulusan SLB hanya menjadi pengamen atau pengemis tanpa bisa memanfaatkan keahlian yang didapatkan di SLB di dunia nyata.
Di sisi lain, Rita dan suami juga mewajibkan semua karyawannya untuk mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP).
Harapannya, semua karyawan, khususnya penyandang difabel ketika sudah tak kerja di ABC Wooden Toys bisa mendapatkan manfaat seperti JHT dan Jaminan Pensiun.
“Kolaborasi seperti ini saling bermanfaat bagi semua pihak, kami senang bisa menolong mereka, dan mereka bisa bermanfaat minimal bagi keluarga masing-masing,” kata Rita.
Rita mencatat, ada tujuh karyawan difabel yang pernah bekerja di usaha yang punya slogan Mainan SNI Bersama Difabel ini.
Adapun dua orang karyawan sudah menikah sehingga keluar dari pekerjannya dan satu pensiun di tahun 2020 lalu.
" Kami berharap para teman-teman difabel bisa mandiri dan memiliki usaha sendiri di kemudian hari," ungkap Rita.
JNE dukung UMKM Berkembang
Sementara itu, Regional Marketing & Partnership JNE Jateng DIY Widiana menyebut JNE memberikan dukungan terhadap berkembangnya UMKM di seluruh Tanah Air.
Sejumlah program dijalankan oleh JNE dengan tujuan memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM untuk mendistribusikan produknya.
“ Sebagai contoh, misalnya untuk pengiriman ke Jakarta hanya Rp 55 ribu untuk 10 kilogram,”ucapnya.
Selain melalui program promo, upaya yang dilakukan oleh JNE untuk memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM adalah melakukan kolaborasi publikasi. JNE mengajak para pelaku UMKM untuk berkolaborasi publikasi konten melalui Program Cerita Joni.
Senior Vice President of Marketing PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), Eri Palgunadi mengatakan, JNE telah menjadi tulang punggung untuk menghantarkan kebahagiaan pelaku UMKM.
Hal ini sesuai dengan tagline JNE yang sebelumnya Express Across Nations, berubah menjadi Connecting Happiness sejak 2012.
"Karena kita melihat tugas kita sebenarnya bukan hanya sebatas melakukan proses pengiriman, tetapi bagaimana menghubungkan setiap stakeholder yang ada di dalam ekosistem itu agar happy," kata Eri Palgunadi dalam acara UMKM Summit 2024, Kamis (7/6/2024).
Untuk mendukung tujuan Connecting Happiness, JNE telah melakukan sejumlah terobosan sejak 2010.
Jasa ekspedisi yang kini berusia 33 tahun itu merilis layanan yang lebih dekat dan dibutuhkan pelaku UMKM.
Satu di antara Pesona (Pesanan Oleh-oleh) Nusantara yang merupakan wadah bagi para UKM makanan dan oleh-oleh di seluruh Indonesia untuk menjual produk mereka secara online.
"Dengan layanan ini, teman-teman bisa kirim kepiting hari ini, besok sampai di Jakarta," kata Eri.
Percepatan pengiriman barang, lanjut Eri, juga tak lepas dari pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. Imbasnya dapat mengurangi biaya sekira 30 hingga 50 persen.
Hal serupa juga dilakukan JNE, salah satunya dengan membangun warehouse atau gudang di Wangon, Banyumas.
Keberadaan gudang tersebut, diakui Eri, sangat membantu UKM-UKM di Jawa Tengah bagian selatan yang dulu sama sekali tidak terkoneksi.
"Kalau mau jualan, mereka harus jual dulu ke Semarang, lalu dari Semarang terbang. Atau kalau lewat jalan darat, dari Wangon ke Majenang, Ciamis, Banjar, Tasikmalaya, terus ke Bandung sampai ke Jakarta. Sehingga ketika kita bikin smart warehouse di tengah kota kecil dan mendapat dukungan dengan pemerintah setempat, itu bisa membantu banyak sekali," tutur Eri.
Eri lantas mengungkit pesan dari pendiri H Soeprapto Suparno yang mengatakan, kunci bagi JNE adalah bagaimana menjadi bermanfaat bagi sekeliling.
"Jadi keuntungan, yes penting, tetapi tumbuhnya zakat, besarnya zakat kita, itu juga jauh lebih penting," pungkasnya. (*)
#JNE #ConnectingHappiness #JNE33Tahun #JNEContentCompetition2024 #GasssTerusSemangatKreativitasnya
Jelang HUT ke-13, Hotel Santika Palu Bagikan 60 Paket Sembako untuk Komunitas Difabel Berkarya |
![]() |
---|
Kemenag Morowali Gelar Lebaran Yatim dan Difabel, Kepala Kantor Tekankan Kepedulian Sosial |
![]() |
---|
200 Penyandang Difabel se Sulteng Ikut Perayaan Hari Disabilitas Internasional 2024 |
![]() |
---|
Berdaya Bersama Pertamina, Difabel Ampel jadi Pengantar Bright Gas: Isi Pundi Rezeki & Agen Edukasi |
![]() |
---|
Berkarya Bersama Penyandang Difabel, ABC WoodenToys Berkomitmen Aktif Lindungi Pekerja Tanpa Kecuali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.