Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh Tewas Diserang Israel, Jokowi: Kekerasan yang Tak Bisa Ditoleransi

Begini respon Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal tewasnya Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.

handover
Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal tewasnya Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh. 

Pembunuhan Ismail Haniyeh Rusak Peluang Gencatan Senjata

Pembunuhan Ismail Haniyeh disebut dapat membahayakan upaya untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza.

Pernyataan tersebut disampaikan Qatar dan Mesir, yang telah bertindak sebagai mediator dalam negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

"Pembunuhan politik dan terus berlanjutnya penargetan warga sipil di Gaza sementara perundingan terus berlanjut membuat kita bertanya, bagaimana mediasi dapat berhasil jika satu pihak membunuh negosiator di pihak lain?" kata Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani, Rabu (31/7/2024), dilansir MEMO.

"Perdamaian membutuhkan mitra yang serius dan sikap global terhadap pengabaian terhadap kehidupan manusia," lanjutnya.

Sementara, Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan, "kebijakan eskalasi berbahaya Israel" selama dua hari terakhir telah merusak upaya untuk menengahi diakhirinya pertempuran di Gaza.

"Kebetulan eskalasi regional ini dengan kurangnya kemajuan dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza meningkatkan kompleksitas situasi dan menunjukkan tidak adanya kemauan politik Israel untuk menenangkannya," kata pernyataan itu.

"Hal ini melemahkan upaya keras yang dilakukan oleh Mesir dan mitranya untuk menghentikan perang di Jalur Gaza dan mengakhiri penderitaan manusia di Palestina," tambahnya.

Adapun Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) telah berulang kali mencoba untuk mencapai gencatan senjata antara Israel dan kelompok Palestina, Hamas, di Gaza.

Pembicaraan Gencatan Senjata di Gaza Dipertanyakan

Kekhawatiran mengenai perundingan gencatan senjata meningkat setelah terbunuhnya Ismail Haniyeh.

Sebelum serangan itu, ada beberapa harapan, Israel dan Hamas mungkin telah mendekati kesepakatan untuk menghentikan perang.

Negosiasi tersebut dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat. Haniyeh termasuk di antara para negosiator.

Khalil al-Hayya, pejabat senior Hamas, mengatakan kepada wartawan di Iran, siapapun yang menggantikan Haniyeh, akan mengikuti visi yang sama mengenai negosiasi untuk mengakhiri perang dan melanjutkan kebijakan perlawanan yang sama terhadap Israel.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, telah mendesak Perdana Menteri Qatar, mediator utama dalam perundingan gencatan senjata, untuk terus berupaya mencapai kesepakatan yang akan "memastikan pembebasan sandera, meringankan penderitaan rakyat Palestina, dan membuka kemungkinan stabilitas yang lebih luas".

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved