Properti Palu

Pengembang Menjerit, Tambahan Kuota Rumah Subsidi FLPP Belum Terealisasi

Ketergantugan pengembang terhadap KPR Subsidi sangat tinggi dan mempengaruhi produktivitas pengembang dalam membangun rumah.

Editor: mahyuddin
Handover
Ilustrasi - Kalangan pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) Sulawesi Tengah gelisah atas tambahan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang tak kunjung terealisasi. 

TRIBUNPALU.COM, PALU  - Kalangan pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) Sulawesi Tengah gelisah atas tambahan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang tak kunjung terealisasi.

Padahal tambahan kuota itu dijanjikan pemerintah akhir bulan lalu.

Kegelisahan ini berdampak pada proses pembangunan perumahan dan sektor lainnya.

Ketua DPD REI Sulteng Muhammad Rizal menyebutkan, ketergantugan pengembang terhadap KPR Subsidi sangat tinggi dan mempengaruhi produktivitas pengembang dalam membangun rumah.

“Jumlah pengembang di Sulteng sebanyak 100 perusahaan dan 95 persen bergantung pada subsidi. Pengembang hingga pertengahan September ini masih masih melakukan pembangunan perumahan. Jika akhir bulan ini belum ada realisasi akad, khawatir akan menganggu cashflow pengembang sehingga kewajiban ke pihak ketiga juga terganggu," jelasnya kepada media, Kamis (19/9/2024).

Baca juga: REI Sulteng Berkomitmen dalam Pembinaan Anggota

Dia berharap, ada solusi dari perbankan untuk mengatasi ketiadaan KPR Subsidi sehingga pengembang masih bisa melangsungkan akad jual beli dengan skema KPR yang lain tapi tidak memberatkan user.

Branch Manager BTN Syariah Palu Subuhadi mengatakan, belum ada kuota KPR Subsidi dan pihaknya diminta mengoptimalkan KPR Tapera yang diperuntukan untuk pegawai negeri. 

“Sementara kami diminta optimalisasi KPR Tapera. Beberapa tahun lalu pernah ada pembiayaan Subsidi Selisih Margin (SSM) ketika kuota habis. Kalo soal SSM kami menunggu instruksi selanjutnya dari pusat,” tuturnya.

Manager BSI Muh Yamin Inhar Ramli menambahkan, pihaknya mempunyai produk griya reguler atau komersial atau juga refinancing untuk produk pembiayaan perumahan. 

Pemerintah sebelumnya telah mengalokasikan KPR FLPP tahun 2024 untuk 166 ribu unit rumah atau ekuivalen Rp 13,72 triliun.

Namun, alokasi FLPP itu habis terserap Agustus 2024.

Pemerintah lalu memutuskan untuk menambah kuota KPR FLPP tahun 2024 untuk 34 ribu unit rumah dengan penambahan anggaran sebesar Rp 4,3 triliun.

Baca juga: BTN Cabang Palu Gandeng Pemkot Sosialisasikan Program Rumah Subsidi

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan Tambahan kuota tersebut. 

“Tambahan 34 ribu unit itu karena kuota FLPP 2024 sebanyak 166 ribu unit sudah habis. Peminat rumah subsidi masih banyak,” tutur Menteri Basuki Hadimuljono di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total penyaluran kredit sektor perbankan per Juni 2024 mencapai Rp 7.567,76 triliun.

Angka itu naik dibandingkan penyaluran kredit pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) sebesar Rp 6.723,22 triliun.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved