Palu Hari Ini
Tekan Angka Stunting, Pemkot Palu Perkuat Kolaborasi Antarpihak
Rapat ini dihadiri berbagai pihak lintassektor yang terlibat dalam upaya percepatan penanganan Stunting.
Penulis: Fadhila Amalia | Editor: mahyuddin
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fadhila
TRIBUNPALU.COM, PALU - Wali Kota Palu diwakili Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Palu dr Royke Abraham memimpin Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting, Rabu (11/12/2024).
Rapat tersebut berlangsung di Aula Kantor Camat Palu Selatan, Jl Abdurrahman Saleh, Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.
Rapat ini dihadiri berbagai pihak lintassektor yang terlibat dalam upaya percepatan penanganan Stunting.
Kadis dr Royke Abraham menekankan pentingnya kolaborasi yang lebih kuat antar pihak untuk menangani permasalahan stunting secara komprehensif.
"Tim percepatan penurunan stunting berperan strategis, sehingga perlu memperkuat kemitraan lintas sektor," ucapnya.
Baca juga: Ekspose Indeks Lingkungan Hidup, Pemkot Paparkan Visi Jangka Panjang Bangun Kota Global
Ia menjelaskan, penanganan Stunting harus dilakukan secara simultan dan terpadu karena masalah ini tidak hanya berkaitan dengan kesehatan, tetapi juga memiliki hubungan erat dengan aspek sosial dan ekonomi.
Menurutnya, sebagai langkah konkret meminta pihak terkait melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting.
Dimulai dari calon pengantin hingga ibu menyusui, guna memastikan terpenuhinya kebutuhan gizi mereka.
"Penanganan stunting dimulai dari 1.000 hari pertama kehidupan. Maka berbagai upaya dilakukan pemerintah daerah untuk melakukan intervensi supaya gizi calon pengantin, ibu hamil, dan bayi terpenuhi sesuai standar kesehatan," ujar dr Royke Abraham.
Pemkot Palu membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebagai langkah percepatan intervensi terhadap keluarga sasaran.
TPK ini menjadi ujung tombak dalam memastikan intervensi gizi dilakukan secara efektif dan tepat sasaran.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dari Kementerian Kesehatan, tren Stunting di Kota Palu dalam tiga tahun terakhir menunjukkan perkembangan positif.
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tajam, Tembus Rp1,534 Juta per Gram
Pada tahun 2021, angka stunting tercatat sebesar 23,9 persen, meningkat menjadi 24,7 persen pada 2022, namun berhasil turun signifikan menjadi 22,1 persen pada 2023.
Sementara, data elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) menunjukkan penurunan angka stunting dari 7,9 persen pada 2021, menjadi 6,19 persen pada 2022, dan stabil di angka 6,16 persen pada tahun 2023.
"Stunting adalah masalah yang kompleks, maka langkah penanganan harus dilaksanakan secara strategis, terencana, dan terukur supaya hasil dari intervensi lebih maksimal," papar dr Royke Abraham.
Rapat koordinasi ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat sinergi semua pihak dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting di Kota Palu menuju generasi yang sehat dan berkualitas.(*)
BREAKINGNEWS: Renovasi Pasar Bambaru Palu Tuai Pro dan Kontra, Pedagang Ancam Dirikan Lapak Sendiri |
![]() |
---|
Program Unggulan RSUD Anutapura Palu: Donor Darah Kini Bisa Dijemput Langsung |
![]() |
---|
Aji Palu Minta Media Hentikan Eksploitasi Wajah dan Identitas Anak Yang Jadi Korban maupun Pelaku |
![]() |
---|
PFI Palu Pamerkan 60 Karya Foto Jurnalistik Bertajuk Asa di Atas Patahan |
![]() |
---|
Pemkot Palu, PT CPM, dan Lanal Gelar Pasar Murah di Talise, 500 Paket Sembako Disiapkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.