Sulteng Hari Ini

Ekonomi Sulteng Tumbuh 9,08 Persen dan Surplus Perdagangan Tertinggi Tahun 2024

Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sulawesi Tengah merilis laporan bertajuk Kinerja Fiskal Mendukung Pemerintahan Baru untuk Indonesia

Penulis: Zulfadli | Editor: Haqir Muhakir
Handover
Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sulawesi Tengah merilis laporan bertajuk Kinerja Fiskal Mendukung Pemerintahan Baru untuk Indonesia Lebih Maju pada Jumat (27/12/2024).  

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sulawesi Tengah merilis laporan bertajuk Kinerja Fiskal Mendukung Pemerintahan Baru untuk Indonesia Lebih Maju pada Jumat (27/12/2024). 

Kepala Kanwil DJPb Sulawesi Tengah, Yuni Wibawa, memaparkan berbagai capaian impresif yang diraih provinsi ini sepanjang tahun 2024, mencakup pertumbuhan ekonomi, inflasi terkendali, surplus perdagangan, hingga peningkatan pendapatan negara.  

Dalam rilisnya, Yuni Wibawa menyoroti pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang mencapai 9,08 persen (year-on-year) pada kuartal III 2024. 

Angka ini menempatkan Sulawesi Tengah sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di Indonesia setelah Papua Barat. 

Secara kuartalan (qtq), pertumbuhan ekonomi mencapai 5,37 % dibandingkan kuartal sebelumnya.  

“Pertumbuhan ini didukung oleh sektor net export yang menyumbang 5,13 % terhadap total pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sektor industri pengolahan menjadi pilar utama yang menopang ekonomi provinsi,” ujar Yuni Wibawa.  

Ia juga menambahkan bahwa kontribusi Sulawesi Tengah terhadap perekonomian nasional meningkat menjadi 1,72 % pada kuartal III 2024, dengan sumbangan sebesar 23,8 % terhadap perekonomian Pulau Sulawesi.  

Yuni Wibawa menjelaskan, tingkat inflasi Sulawesi Tengah tetap terkendali pada November 2024 dengan angka -0,01 % (month-to-month), 0,96 % (year-to-date), dan 1,71 % (year-on-year). 

"Inflasi yang terkendali ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok,” katanya.  

Namun, ia mencatat, beberapa komoditas seperti emas perhiasan, sigaret kretek mesin, dan bawang merah menjadi penyumbang utama inflasi tahunan.  

Kinerja perdagangan Sulawesi Tengah mencatat surplus yang luar biasa hingga November 2024, dengan total USD69,14 miliar. Ekspor provinsi ini mencapai USD8,39 miliar, meningkat 13,29 % dibandingkan bulan sebelumnya. 

Secara kumulatif, total ekspor Januari-November 2024 tercatat sebesar USD73,85 miliar.  

“Surplus perdagangan ini menunjukkan daya saing produk Sulawesi Tengah di pasar global, terutama dari sektor industri pengolahan,” tutur Yuni.  

Realisasi pendapatan negara di Sulawesi Tengah hingga November 2024 mencapai Rp11,84 triliun atau 89,11?ri target tahunan. Pendapatan ini tumbuh 21,23 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.  

“Penerimaan pajak dalam negeri tumbuh signifikan sebesar 31,86 % (yoy), sementara penerimaan negara bukan pajak (PNBP) bahkan mencapai 153,28?ri target,” jelas Yuni. 

Pendapatan terbesar PNBP berasal dari jasa pelayanan pendidikan, izin keimigrasian, dan jasa kepelabuhanan.  

Realisasi belanja negara di Sulawesi Tengah juga mengalami pertumbuhan sebesar 7,74 % (yoy). 

Fokus utama belanja diarahkan pada Dana Desa, Dana Alokasi Umum, dan Dana Bagi Hasil.  

“Dana Desa digunakan untuk program bantuan langsung tunai (BLT) bagi penduduk miskin ekstrem, pembangunan infrastruktur desa, serta pemberdayaan masyarakat,” kata Yuni.  

Keseluruhan pencapaian ini, menurut Yuni, mencerminkan komitmen pemerintah melalui APBN untuk mendukung program pemerintahan baru. 

"Stimulus ekonomi yang diberikan tidak hanya mengendalikan harga kebutuhan pokok, tetapi juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memperkuat struktur ekonomi kita,” pungkasnya. (*)
 
 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved