Penikaman di Palu

Cekcok Keluarga di Palu Berujung Maut, Keponakan Tewas Ditikam Paman

Perselisihan keluarga di Kota Palu berakhir tragis setelah seorang pria bernama Moh Fajar (26) tewas ditikam oleh pamannya sendiri, Ramadhan (31), di

|
Penulis: Robit Silmi | Editor: Haqir Muhakir
Robit
PENIKAMAN DI UJUNA - Kombes Pol Deny Abrahams saat jumpa pers di markasnya, Jl Sam Ratulangi, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Selasa (18/2/2025). Perselisihan keluarga di Kota Palu berakhir tragis setelah seorang pria bernama Moh Fajar (26) tewas ditikam oleh pamannya sendiri, Ramadhan (31), di tepi Sungai Palu.  

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Robit Silmi

TRIBUNPALU.COM, PALU – Perselisihan keluarga di Kota Palu berakhir tragis setelah seorang pria bernama Moh Fajar (26) tewas ditikam oleh pamannya sendiri, Ramadhan (31), di tepi Sungai Palu. 

Insiden berdarah ini sempat direkam oleh warga dan videonya viral di media sosial.

Menurut keterangan Kapolresta Palu, Kombes Pol Deny Abrahams, cekcok antara korban dan pelaku bermula pada 17 Februari 2025 di kompleks Palu Plaza. 

Perselisihan terjadi setelah korban berbicara kasar kepada seseorang yang meminjamkan uang kepadanya. 

Baca juga: Ratusan Jemaah Umrah asal Sulawesi Selatan Tertahan di Jeddah 2 Hari

Pelaku yang merupakan paman korban menegurnya, namun korban tidak terima dan mengancam akan membunuh pelaku.

Ketegangan antara keduanya berlanjut hingga keesokan harinya. 

Mereka akhirnya saling menantang duel dan menuju tepi Sungai Palu. 

"Keduanya diketahui membawa senjata tajam, namun pelaku mengajak berkelahi dengan tangan kosong," kata Kombes Pol Deny Abrahams saat jumpa pers di markasnya, Jl Sam Ratulangi, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Selasa (18/2/2025).

Pelaku gunakan badik korban untuk menikam.

Tikaman sebanyak 10 tusukan di area badan.

Korban yang mengalami luka parah sempat dibawa warga ke Rumah Sakit Anutapura Palu, tetapi nyawanya tidak tertolong.

Setelah kejadian, pelaku langsung menyerahkan diri ke Polsek Palu Barat

Saat ini, ia telah diamankan di Polresta Palu untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

Keluarga korban yang berasal dari suku Bugis Mandar memilih untuk tidak melakukan autopsi terhadap jenazah. 

Sementara itu, masyarakat sekitar masih terkejut dengan peristiwa ini, yang menunjukkan bagaimana konflik keluarga bisa berujung pada tragedi yang tak terduga. (*)
 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved