Reshuffle Kabinet

Kilas Balik Satryo Soemantri Menteri yang Disebut Bakal Direshuffle Prabowo,Pernah Didemo Pegawainya

Perjalanan Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri di ujung tanduk.

|
Editor: Lisna Ali
Hand Over
RESHUFFLE MENTERI - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro disebut akan kena reshuffle kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto. 

TRIBUNPALU.COM - Perjalanan Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri di ujung tanduk.

Pasalnya, Satryo Soemantri disebut-sebut masuk daftar menteri yang akan direshuffle oleh Presiden Prabowo Subianto.

Berdasarkan sumber Tribunnews.com di pemerintahan, posisi Satryo Soemantri sebagai Mendikti Saintek akan digantikan oleh Brian Yuliarto.

Namun, pihak Istana masih enggan berkomentar secara gamblang terkait kabar Brian Yuliarto yang akan dilantik sebagai Mendikti Saintek.

Sekretaris Kabinet (Seskab), Teddy Indra Wijaya, hanya mengatakan Presiden Prabowo akan melantik sejumlah pejabat di Istana.

"Nanti sore akan ada pelantikan beberapa pejabat," kata Teddy kepada wartawan, Rabu (19/2/2025).

Sebelumnya, Satryo sempat didemo oleh pegawai Kemendiktisaintek pada Senin (20/1/2025) lalu.

Saat itu mereka mengecam dugaan pemecatan pegawai kementerian.

Kemudian, dalam aksi bertajuk 'Indonesia Gelap' pada Senin (17/2/2025), mahasiswa meminta Presiden Prabowo mengevaluasi para menteri yang dinilai berkinerja buruk. 

Salah satunya ialah Satryo Soemantri Brodjonegoro selaku Mendikti Saintek.

"Rombak Kabinet Merah Putih, khususnya menteri-menteri yang bermasalah, patut dan layak untuk dipecat adalah Mendiktisaintek,” ujar massa aksi.

Profil Satryo Soemantri

Mendikti Saintek Satryo Soemantri lahir di Delft, Belanda pada 5 Januari 1956.

Satryo adalah lulusan Ph.D di bidang Teknik Mesin, University of California, Berkeley, Amerika Serikat (AS) pada 1985.

Setelah itu, dirinya menjadi dosen Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Karier kepemimpinannya dimulai saat terpilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB 1992. 

Satryo lantas mengawali implementasi proses self evaluation, yang kemudian diadopsi ITB serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Ia juga merupakan seorang ilmuwan yang telah menerbitkan total 99 publikasi ilmiah.

Satryo pernah diamanahi sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atau Dirjen Dikti pada 1999-2007.

Di bawah kepemimpinannya, pembaharuan pendidikan tinggi Indonesia dimulai pada Desember 2000 ketika institusi pendidikan tinggi diubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) atau sekarang dikenal sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH).

Dirinya juga termasuk sebagai salah satu penggagas program unggulan World Class University yang diluncurkan 2007 lalu, oleh Kementerian Pendidikan Nasional. 

Program itu berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan tinggi, penelitian, dan daya saing universitas-universitas Indonesia di tingkat global.

World Class University dinilai sukses menggunakan tolok ukur peningkatan peringkat dalam QS World University Rankings dan Times Higher Education, jumlah publikasi di jurnal internasional, hingga partisipasi dalam jaringan kolaborasi internasional dan program pertukaran mahasiswa.

Satryo Soemantri Brodjonegoro juga sempat menjadi Ketua sekaligus Anggota Komisi Bidang Ilmu Rekayasa di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia periode 2018-2023.

Kilas Balik jabat Mendikti Saintek

Kasus paling membekas oleh sosok Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri adalah ia pernah didemo oleh pegawainya sendiri.

Satryo Soemantri didemo oleh ratusan pegawainya di kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Senin (20/1/2025). 

Kala itu aksi dipicu karena sikap arogan dan pemberhentian sepihak salah satu pegawai. 

Masa aksi menuntut keadilan bagi salah satu pegawai Kemdiktisaintek yang bernama Neni Herlina, yang diberhentikan secara sepihak. 

Neni mengaku ia menerima perlakuan yang tidak mengenakkan dari Menteri Satryo ketika menjalankan tugas.

Hingga ada ucapan 'saya pecat kamu' keluar dari sang Menteri kepada Neni. 

Para ASN Kemendikti Saintek berdemo dengan membawa spanduk protes bahwa mereka bukan pegawai pribadi dari sang menteri.

"Kami ASN, dibayar oleh negara, bekerja untuk keluarga, bukan babu keluarga," bunyi kalimat yang tertera di spanduk.

 "Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri!" bunyi spanduk lain yang dibawa para pegawai.

Neni Herlina menilai pemecatannya sangat tidak adil dan sepihak serta dilakukan dengan tidak manusiawi.

Neni mengatakan, permasalahan antara dia dan Satryo bermula dari meja yang harus diletakkan di ruang kerja Satryo yang ternyata dianggap tidak sesuai oleh istri Satryo. 

"Waktu itu popularitas mengganti meja itu dari istrinya sih. Karena waktu itu ke kantor, habis pelantikan beres-beres, kata sekretaris yang sekarang sudah dipecat itu bilang kayak begitu," kata Neni.

"Aku emang nggak tahu apa-apa, cuma besoknya dipanggil gitu aja. Dipanggil langsung dimarahi," ucap dia.

Klarifikasi Satryo Soemantri

Mendikti Satryo mengatakan aksi tersebut digelar terkait rencana mutasi besar-besaran. 

"Demo itu terkait kami sedang melakukan upaya mutasi besar-besaran karena pecahnya jadi tiga menteri, kita perlu banyak orang, kita ingin benahi sesuai amanat presiden harus hemat dengan anggaran pemerintah," kata Satryo, Senin (20/1/2025)

Satryo menjelaskan ada pihak-pihak yang tidak bersedia untuk dimutasi.

Hal itulah yang ia yakini memicu demonstrasi di kantor Kemendiktisaintek di Jakarta.

"Kita melakukan mutasi yang cukup besar, karena memang ada pihak yang tidak berkenan," lanjutnya.

Satryo juga menampik bahwa dirinya bersikap arogan.

Ia menduga namanya disebut dalam demonstrasi agar aksi tersebut mendapat perhatian publik.

"Nggak ada, tidak benar. Pendemo kan cari sesuatu yang menarik, intinya kita sedang bersih-bersih," tegasnya.

Berujung Damai

Buntut aksi ini, Saytro mengaku langsung melakukan audiensi dengan sejumlah pagawai yang terlibat. 

Ia mengaku telah bertemu dengan dua tokoh aksi demo yakni Suwitno dan Neni Herlina pada Senin (20/1/2025) malam.

Dalam pertemuan itu, Satryo menegaskan bahwa saat ini Kemendikti Saintek tengah melakukan proses mutasi dan rotasi jajaran dalam rangka meningkatkan efektivitas dan kinerja.

Setelah dijelaskan, kata Satryo, para perwakilan pegawai yang bertemu dengannya malam tadi juga sudah meminta maaf.

Para pegawai yang melakukan aksi unjuk rasa juga merasa menyesal dan berjanji akan mengikuti semua keputusan yang diberikan Mendikti Saintek.

“Mereka menyatakan permintaan maaf karena apa yang dikerjakan tadi pagi dan mereka berjanji untuk mengikuti semua peraturan yang ada di Kemendikti Saintek,” ungkapnya, Senin. 

Satryo juga mengaku telah berjanji akan memperhatikan seluruh jajarannya serta menjamin para karyawan memiliki karier dan kesejahteraan yang baik.(*)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved