Mahasiswa Bakar Foto Prabowo hingga Lempar Kotoran Sapi dalam Aksi Indonesia Gelap

Pembakaran tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah, khususnya mengenai program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Editor: Regina Goldie
KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah/SuryaMalang/Benni Indo/Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow
DEMO EFISIENSI ANGGARAN - Aksi unjuk rasa bertajuk Indonesia Gelap yang digelar ribuan mahasiswa berlangsung di Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025). Selain membakar ban dan spanduk, massa aksi juga membakar bendera Partai Gerindra serta foto Mayor Teddy, yang belakangan menjadi sorotan. Mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Malang membakar foto Presiden RI, Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka saat menggelar aksi di DPRD Kota Malang, Selasa (18/2/2025). Mereka menuntut agar pemerintah mencabut kebijakan efisiensi yang dinilai tidak tepat sasaran. Massa juga lakukan aksi teatrikal di depan Balai Kota Malang dan DPRD Kota Malang, Selasa (18/2/2025). Teatrikal tiarap itu menunjukan kondisi masyarakat yang terpuruk saat ini akibat kebijakan pemerintah. Mahasiswa melempar kotoran sapi di gerbang Kantor Gubernur Jateng dalam aksi unjuk rasa pada, Selasa (18/2/2025). Kotoran dianggap sebagai simbol kebijakan pemerintah akhir-akhir ini. Ragam Demo mahasiswa Tolak Efisiensi Anggaran: Poster Foto Prabowo, Gibran dan Mayor Teddy Dibakar, Aksi Tiarap dan Lempar Kotoran Sapi . 

TRIBUNPALU.COM - Mahasiswa di sejumlah kota besar di Indonesia mulai menggelar demonstrasi menentang kebijakan efisiensi anggaran dikeluarkan oleh pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Aksi pertama kali berlangsung di Jakarta dengan tema Indonesia Gelap, lalu menyebar ke Semarang, Jawa Tengah, dan Malang, Jawa Timur.

Di Jakarta, ribuan mahasiswa melakukan unjuk rasa di Patung Kuda, Monas, pada Senin, 17 Februari 2025.

Dalam demonstrasi itu, para peserta membakar ban, spanduk, bendera Partai Gerindra, serta foto Teddy Indra Wijaya, seorang figur yang tengah menjadi perhatian publik.

Pembakaran tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah, khususnya mengenai program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan kelangkaan Gas LPG 3 Kg.

Baca juga: DPRD Donggala RDP dengan Camat dan Kepala Desa Loli Saluran Akibat Longsor di Permukiman Warga

Koordinator BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), Herianto, menjelaskan bahwa tema Indonesia Gelap diangkat karena mahasiswa merasa bahwa kebijakan pemerintah saat ini kurang transparan.

"Kebijakan-kebijakan hari ini selalu dikeluarkan dan dijanjikan gelap tanpa ada terangnya," ungkapnya.

Menurutnya, pemerintah sering berbicara tentang cita-cita "Indonesia Emas 2045", tetapi kebijakan yang ada justru tidak berpihak kepada generasi muda.

Para mahasiswa dalam aksi ini mengajukan lima tuntutan utama, antara lain:

1. Mencabut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 yang menetapkan pemangkasan anggaran.

2. Menghapus pasal dalam RUU Minerba yang memungkinkan perguruan tinggi mengelola tambang.

3. Mencairkan tunjangan kinerja dosen dan tenaga kependidikan secara penuh.

4. Mengevaluasi total program MBG dan mengeluarkannya dari anggaran pendidikan.

5. Menghentikan pembuatan kebijakan publik tanpa basis riset ilmiah dan yang tidak berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Duel Berdarah di Pinggir Sungai Palu, Pelaku Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Di Malang, aksi mahasiswa juga berlangsung memanas.

Pada Selasa, 18 Februari 2025, mereka membakar foto Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di depan kantor DPRD Kota Malang.

Foto tersebut ditandai dengan tulisan "efisienshit" pada mata kedua pejabat tersebut dan tanda silang merah pada bibir mereka.

Mahasiswa berorasi dengan menuntut anggota DPRD untuk menolak kebijakan efisiensi anggaran yang dinilai merugikan masyarakat.

Di tengah aksi, mahasiswa juga melakukan teatrikal dengan cara tiarap di jalanan, sebagai simbol dari kondisi masyarakat yang terpuruk akibat kebijakan pemerintah.

"Teatrikal ini menunjukkan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah telah keliru dan berdampak pada kesengsaraan rakyat," jelas satu orator, Daniel Alexander Siagian.

Sementara itu, di Semarang, ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kota Semarang melakukan unjuk rasa di halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah.

Baca juga: Truk Angkut Ratusan Tabung LPG 3 Kg Laka Tunggal di Banggai

Dalam aksi tersebut, mereka melemparkan kotoran sapi ke gerbang kantor gubernur sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan yang dianggap merugikan rakyat.

Ketua BEM Undip, Aufa Atha Ariq, menyatakan bahwa aksi ini adalah akumulasi kemarahan mahasiswa terhadap pemangkasan anggaran yang berdampak pada pendidikan.

"Efisiensi anggaran ini berdampak langsung pada berbagai sektor, terutama pendidikan. Ini adalah bentuk simbolis bahwa kebijakan ini tidak berpihak pada rakyat," ujarnya.

Aksi di Semarang berlangsung hingga pukul 18.30 WIB sebelum massa membubarkan diri setelah melaksanakan shalat berjamaah.

Secara keseluruhan, demonstrasi mahasiswa di Jakarta, Malang, dan Semarang mencerminkan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan efisiensi anggaran yang dinilai merugikan masyarakat, khususnya di sektor pendidikan dan layanan publik.

Aksi-aksi ini menunjukkan suara generasi muda yang menuntut perhatian dan tindakan nyata dari pemerintah. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved