Ramadhan 2025
Usia yang Tepat untuk Mengajarkan Anak Berpuasa Seharian
Mengajari anak berpuasa seharian, dari imsak hingga magrib, tidak dianjurkan pada usia 3-4 tahun karena mereka belum mampu menahan lapar.
TRIBUNPALU.COM - Meskipun anak-anak belum diwajibkan untuk berpuasa, penting untuk mengajarkan mereka untuk menahan lapar dan haus.
Dari segi kesehatan, berikut adalah usia yang disarankan bagi anak untuk mulai berpuasa seharian selama bulan Ramadan menurut Dokter Spesialis Anak Winarno, Sp.A.
Mengajari anak berpuasa seharian, dari imsak hingga magrib, tidak dianjurkan pada usia 3-4 tahun karena mereka belum mampu menahan lapar.
Pada usia tersebut, cukup dengan berpuasa selama beberapa jam saja, sekitar 3-4 jam, lalu berbuka. Jika terlalu lama berpuasa, dikhawatirkan dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhannya.
Baca juga: Ketua STIA Panca Marga Palu Tanggapi Fenomena KaburAjaDulu dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI
“Tidak perlu dipaksa, sekuatnya saja. Ini namanya belajar. Tapi ada juga anak yang mampu menahannya lebih lama, jika lingkungan mendukung misalkan di sekolah, melihat teman-temannya juga berpuasa,” kata dia saat ditemui di Bekasi, Rabu (26/2/2025).
Anak yang memasuki usia Sekolah Dasar (SD), yaitu sekitar 7 tahun ke atas, juga belum disarankan untuk menjalani puasa seharian.
Namun, mereka sudah mulai mampu menahan lapar dan haus lebih lama, sekitar 5-6 jam.
Pada usia di bawah 7 tahun, menahan lapar dan haus dalam waktu lama, terutama lebih dari 12 jam, dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti dehidrasi atau penurunan kadar gula darah.
Oleh karena itu, anak yang benar-benar siap untuk berpuasa seharian adalah pada usia SMP dan SMU.
Baca juga: Longki Djanggola Sosialisasikan Empat Pilar MPR RI di Palu, Tekankan Pentingnya Pancasila
Pada usia ini, gangguan kesehatan akibat menahan lapar dan haus sudah jarang terjadi.
Semakin muda usia anak, semakin sedikit cadangan kadar gula darah yang dimiliki tubuhnya.
“Usia SMP atau SMA sudah bisa anak berpuasa lebih lama, karena lingkungan sekolah juga mendukung biasanya,” jelas dia.
Dokter Winarno mengingatkan, orang tua untuk memberikan makanan bergizi seimbang saat sahur dan berbuka puasa.
Hindari memberikan makanan atau minuman manis berlebihan saat sahur dan berbuka.
Jika anak sulit masih sulit makan maka berikan susu.
“Kalau anaknya masih sulit makan, susu harus diberikan. Tapi jangan yang ada rasanya seperti stroberi atau coklat,” pesan dr Winarno.
Selain itu, saat berbuka hindari memberikan anak minuman dingin atau es. Anak sebaiknya diberikan minuman hangat terlebih dahulu. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Bacaan Doa Akhir Ramadhan, Lengkap Tulisan Arab, Lafal Latin dan Artinya |
![]() |
---|
Ditbinmas Polda Sulteng Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama Ulama Alkhrairaat |
![]() |
---|
UPA PKK Gelar Pasar Ramadhan, Memberdayakan Mahasiswa Sebagai Pelajaran BerUMKM |
![]() |
---|
50 Lebih Sajian Iftar Meriahkan Ramadan 2025 di Hotel Best Western Plus Palu |
![]() |
---|
Sekkot Buka Kegiatan Pasar Ramadhan Palu, Imbau Jaga Kualitas Dagangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.