Longsor Gunung Kuda Cirebon, 14 Korban Tewas dan 8 Orang dalam Pencarian

Petugas gabungan kini mencari delapan pekerja tambang yang tertimbun dalam bencana tersebut.

Editor: mahyuddin
tribunjabar
LONGSOR GUNUNG KUDA - Sedikitnya 14 orang menjadi korban jiwa alias tewas dalam bencana longsor di di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (30/5/2025). Petugas gabungan kini mencari delapan pekerja tambang yang tertimbun dalam bencana alam tersebut. 

Hal ini disampaikan Dandim 0620 Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron.

“Ya karena ada kerawanan seperti yang disampaikan tadi, utamanya terhadap minimnya pencahayaan,” ujar Yusron.

Ia menjelaskan, pencarian akan dilanjutkan kembali keesokan harinya, Sabtu (31/5/2025) pukul 07.00 WIB.

“Karena kita tidak tahu dari mana datangnya longsor itu, karena tentunya pencahayaan ini cukup terbatas. Sehingga dihentikan tadi jam saat ini kurang lebih jam 17.20 WIB,” ucapnya.

Yusron menyebut, sementara ini terdapat 14 korban tewas dan 9 korban luka-luka yang telah dibawa ke rumah sakit.

“Untuk yang meninggal dunia saat ini memang 14 orang dan yang dibawa di rumah sakit ada 9 orang yang mengalami luka-luka,” tutur Letkol Inf M Yusron.

Namun demikian, ia mengakui jumlah pasti korban yang masih tertimbun belum bisa dipastikan karena informasi di lapangan masih simpang siur.

“Sampai saat ini masih diperkirakan ya, masih simpang siur gitu. Di dalam itu ada yang bilang sampai 8 orang lagi, 10 orang lagi,” katanya.

Untuk itu, pihaknya akan menggelar rapat koordinasi dengan para kepala desa sekitar guna memverifikasi data korban.

“Nanti malam ini tentunya akan kita koordinir, kita sampaikan, kita rembuk baik dari kuwu sekitar wilayah sini. Supaya ada laporan dari kepala desa ataupun kuwu melaporkan kepada kita data masyarakat, baik itu yang sudah ditemukan ataupun yang masih dalam tahap pencarian,” jelas Letkol Inf M Yusron.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat Bambang Tirto Yuliono menyesalkan insiden tersebut.

Ia mengungkapkan, pihaknya sudah berulang kali memperingatkan pihak pengelola terkait metode penambangan yang dinilai berisiko.

“Ini adalah sebuah kesalahan dalam metode penambangannya. Kami dari dinas ESDM sudah memperingatkan berkali-kali,” ucap Bambang.

Baca juga: Viral Momen Prabowo-Macron Bersulang, Ini Penjelasan Istana

Bambang bahkan menyebut bahwa lokasi tambang sempat diberi garis polisi sebelum longsor terjadi.

“Bahkan Ibu Kapolres sudah lakukan police line sebelum kejadian longsor ini. Tetapi ya bandel,” jelas dia.

Ia menambahkan, metode penambangan yang digunakan seharusnya disesuaikan dengan kondisi batuan yang ada.

“Bahkan Ibu Kapolres sudah lakukan police line sebelum kejadian longsor ini. Tetapi ya bandel,” jelas dia.

Ia menambahkan, metode penambangan yang digunakan seharusnya disesuaikan dengan kondisi batuan yang ada.(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved