Adakah Amalan Sunnah Malam 1 Suro di Tahun Baru Islam? Begini Penjelasan Para Ulama

Peringatan Malam 1 Suro biasanya diperingati pada malam hari setelah magrib di hari sebelum tanggal 1 Suro atau 1 Muharam.

Editor: mahyuddin
Freepik
ILUSTRASI MASJID - Ilustrasi siluet masjid. Malam 1 Suro 2025 berlangsung pada Kamis malam, 26 Juni 2025, tepatnya mulai pukul 18.00 WIB. Sesuai kalender Jawa, malam 1 Suro 2025 bertepatan dengan malam Jumat Kliwon. 

TRIBUNPALU.COM - Pekan ini ada peringatan 1 Muharram 1447 H atau Tahun Baru Islam.

Juga kerap disebut Malam 1 Suro 2025 dalam kalangan masyarakat Jawa.

Menurut kalender Kementerian Agama (Kemenag), 1 Muharam 1447 hijriah jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025.

Peringatan Malam 1 Suro biasanya diperingati pada malam hari setelah magrib di hari sebelum tanggal 1 Suro atau 1 Muharam.

Hal ini selaras dengan perhitungan dalam kalender Jawa dan Islam, di mana pergantian hari dimulai sejak terbenamnya matahari, bukan pukul 00.00 seperti dalam kalender Masehi.

Dengan demikian, Malam 1 Suro 2025 berlangsung pada Kamis malam, 26 Juni 2025, tepatnya mulai pukul 18.00 WIB 

Sesuai kalender Jawa, malam 1 Suro 2025 bertepatan dengan malam Jumat Kliwon.

Lantas, adakah amalan malam 1 Suro itu dalam Islam? Sejumlah ustadz memberikan penjelasan mulai Gus Baha, Buya Yahya, Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Khalid Basalamah hingga Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal.

Baca juga: Apa Itu Malam 1 Suro? Ini Penjelasan dan Sejarah Malam 1 Suro dalam Adat Jawa

Dalam penjelasan Gus Baha dalam buku Islam Santuy Ala Gus Baha oleh Harakah.id, Amalan Sunnah Malam 1 Suro, yakni sholat dan wirid tasbih.

"Satu sholat yang akan menghapus dosa yang lalu dan yang akan datang. Ini ada ibadah yang menghapus dosa tetapi bentuk wiridnya itu tasbih."

"Tidak ada istighfarnya inilah rahasia kenapa saya mengajarkan tasbih."

"Sebab inu awal tahun akhir tahun, kita ingin Allah mengampuni dosa kita, awwalu wa akhiru, qadimahu wa haditsahu, sirrahu wa alaniyatahu. Kiai-kiai itu mengajarkan," dikutip Surya.co.id.

Gus Baha menjelaskan, amalan tersebut berdasarkan hadist Nabi yang kemudian dijelaskan dalam kitab I'anatuth Muthalibin.

"Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW berkata kepada Abbas bib Abdul Muthalib, "Maykah kamu saya kasih? Maukah kamu saya anugerahu? 

Apakah kamu tidak senang jika engkau melakukannya, Allah akan mengampuni dosamu, awalnya, akhirnya, yang lama, yang baru, yang tanpa disengaja maupun yang terang-terangan?

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved