Amalan Malam 1 Suro Dalam Pandangan Islam, Ini Menurut Buya Yahya dan Ustadz Khalid Basalamah

Menurut kalender resmi yang dirilis oleh Kementerian Agama (Kemenag), 1 Muharram 1447 Hijriah jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025.

|
Editor: Fadhila Amalia
Pexels.com/ Emere Ateşoğlu
LUSTRASI BERDOA - Ilustrasi yang memperlihatkan seorang pria tengah berdoa yang diambil dari situs Pexels.com, Kamis (27/2/2025). Momen malam satu suro menandai pergantian tahun dalam penanggalan Jawa, yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam atau 1 Muharam dalam kalender Hijriah. 

Setelah itu sujud dan baca lagi tasbih 10 kali. Setelah itu bangkit dari sujud dan baca tasbih 10 kali.

 Setelah itu sujud lagi dan kembali membaca tasbih 10 kali. Total seluruhnya adalah 75 kali tasbih."

Kata Buya Yahya

Penceramah Buya Yahya menjelaskan cara menyambut tahun baru Hijriyah bagi umat Islam.

Buya Yahya menerangkan menyambut datangnya tahun baru Hijriyah, sebaiknya umat muslim menggaungkan semangat syiar Islam.

"Syiar bisa dilakukan dengan gebyar yang indah dan menarik sesuai dengan petunjuk dan tuntunan Nabi Muhammad SAW," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Dikulik dari asal sejarah adanya sistem penanggalan Hijriyah, karena kegundahan kaum muslimin mengenai tanggal yang sama dengan kaum di luar Islam pada zaman Sayyidina Umar bin Khattab RA, maka dicetuskanlah untuk membuat tanggal yang berbeda.

Pesan yang dipahami yaitu hendaknya umat Islam membuat sesuatu yang khas, sebagian orang merayakan tahun baru agamanya atau kebiasaan lainnya, mengapa umat muslim harus ikut-ikutan, di saat mempunyai tahun baru sendiri seolah tidak bisa mengagungkan syiar.

Syiar-syiar dalam Islam adalah indah, tidak hanya bermanfaat atau disenangi oleh umat Islam saja bisa pula dirindukan kaum non Islam, di antaranya menghargai tetangga, anak harus berbakti kepada Orangtua, Orangtua harus mendidik anak dengan benar, menjauhkan sifat-sifat penyakit hati, dan lainnya.

"Tidak harus gebyar, di antara contoh kecil cara menyambut tahun baru Islam misalnya makan bersama dengan anak-anak, kegembiraan yang halal, dan seterusnya," kata Buya Yahya.

Buya Yahya berpesan memaknai tahun baru Hijriyah umat muslim harus mengangkat syiar setinggi-tingginya, seluas-luasnya, semarak-maraknya.

Selain itu, penting bagi kaum muslimin untuk introspeksi diri dalam keseharian misalnya meningkatkan sholat sunnah, Tahajud, dan ibadah lainnya.

Keterangan Muhammad Abduh Tuasikal

Dalam menghadapi tahun baru hijriyah atau bulan Muharram, Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal juga memberikan penjelasan yang dikutip Rumaysho.

Menurutnya, sebagian kaum muslimin salah dalam menyikapi tahun baru Islam.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved