Breaking News

PT Vale

Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan PT Vale Ubah Pola Pikir Petani di Morowali

Program PSRLB yang diinisiasi PT Vale Indonesia adalah sentuhan yang tepat untuk kebutuhan dasar masyarakat.

Editor: mahyuddin
PT VALE
PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), bagian dari perusahaan Mining Industry Indonesia (MIND ID), tak hanya fokus pada pelestarian lingkungan tapi juga pemberdayaan masyarakat. Di antara program pemberdayaan masyarakatnya adalah Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) melalui metode System of Rice Intensification (SRI) Sri Organik yang diterapkan di sejumlah desa Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. 

Dengan semangat kolaborasi yang terus diperkuat, Kepala Desa Bahomoahi yakin bahwa pertanian sehat dan ramah lingkungan melalui metode SRI organik akan menjadi tulang punggung masa depan desa yang mandiri, sehat, dan berkelanjutan.

Head of Bahodopi Project PT Vale Indonesia IGP Morowali Wafir mengatakan, PT Vale berkomitmen untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi masyarakat di sekitar wilayah operasional, termasuk melalui penguatan sistem pertanian yang berkelanjutan.

“Komitmen ini diwujudkan melalui pelatihan teknis, penyediaan sarana prasarana, serta pengembangan sistem pertanian ramah lingkungan berbasis organik, dengan pendekatan partisipatif bersama masyarakat dan kemitraan instansi terkait,” paparnya melalui rilis diperoleh TribunPalu.com, Sabtu (12/9/2025).

Dia menjelaskan, program PSRLB dirancang untuk mendorong transformasi pertanian lokal yang tidak hanya produktif, tetapi juga selaras dengan prinsip kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Indikator keberhasilan program PSRLB diukur melalui beberapa aspek utama, antara lain:

  • Peningkatan pendapatan petani binaan, sebagai dampak langsung dari penerapan praktik pertanian yang lebih efisien dan bernilai tambah.
  • Kenaikan hasil produksi pertanian, khususnya produksi gabah kering giling (GKG), sebagai indikator teknis dari keberhasilan pengelolaan lahan dan adaptasi teknologi organik.
  • Adopsi metode pertanian organik oleh petani binaan secara berkelanjutan, termasuk pengurangan penggunaan bahan kimia sintetis.
  • Kemandirian kelembagaan petani, seperti terbentuknya kelompok tani PEPSOLI yang aktif dalam pengelolaan produksi dan distribusi hasil panen.
  • Akses ke pasar yang lebih terstruktur dan berkelanjutan, baik melalui kerja sama dengan mitra lokal maupun perluasan jejaring distribusi.
  • Peningkatan pemahaman petani terhadap pentingnya konservasi lingkungan, seperti pengelolaan pupuk organik, pemanfaatan pestisida nabati, dan teknik budidaya yang ramah lingkungan.
  • Melalui evaluasi dengan metode Sustainable Livelihood Impact Assessment, metode ini digunakan untuk menilai status perubahan aset-aset di dalam komunitas. Aset ini terdiri dari aset alam, aset fisik, aset sumber daya manusia, aset keuangan, dan aset sosial.

Diketahui, di musim tanam ke 6 Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) mendampingi budidaya padi organik seluas 11,89 hektare di lima desa dan sayuran organik 4,59 hektar di tujuh desa.

Serta berhasil memperoleh sertifikasi dari INOFICE seluas kurang lebih 3 hektar khusus untuk program padi SRI organic dan sertifikat Prima 3 untuk program sayur organik. 

Program itu memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kualitas dan daya saing produk pertanian lokal.

Pengembangan inovasi bisnis dilakukan melalui PEPSOLI, model usaha petani organik yang mengintegrasikan produksi hingga distribusi dan pemasaran beras organik.

Produk PEPSOLI telah menjangkau berbagai segmen pasar dengan kemasan bervariasi, didukung strategi pemasaran digital dan partisipasi dalam pameran.

Melalui pendekatan kolaboratif dengan kelompok tani, toko, agen, dan tengkulak lokal, serta pemanfaatan teknologi tepat guna, PEPSOLI memperluas jangkauan distribusi sekaligus menciptakan nilai tambah dari hasil samping pertanian.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved