Volume Sampah Palu

DLH Palu Gunakan Aplikasi Pakagali untuk Cek Pembayaran Retribusi Sampah

Melalui aplikasi ini, warga cukup memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk mengetahui status pembayaran retribusi.

Penulis: Zulfadli | Editor: Regina Goldie
ZULFADLI/TRIBUNPALU.COM
SAMPAH PALU - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu kini memanfaatkan Aplikasi Pakagali untuk mempermudah pengecekan pembayaran retribusi Sampah. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli

TRIBUNPALU.COM, PALU - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu kini memanfaatkan Aplikasi Pakagali untuk mempermudah pengecekan pembayaran retribusi Sampah.

Melalui aplikasi ini, warga cukup memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk mengetahui status pembayaran retribusi.

“Coba cek lewat aplikasi Pakagali. Masukkan NIK, nanti akan muncul data apakah retribusi sudah dibayar atau belum. Ini salah satu cara kami membangun sistem yang transparan,” ujar Sekretaris DLH Kota Palu, Ibnu Munzir.

Baca juga: Warga Parigi Moutong Diminta Tertib Berlalu Lintas Tidak Hanya Saat Operasi Patuh 2025

DLH Palu mencatat bahwa Sampah yang dihasilkan di ibu kota Sulawesi Tengah setara dengan 150 hingga 200 ton Sampah setiap harinya.

Ibnu Munzir menyatakan bahwa volume Sampah yang begitu besar memerlukan penanganan yang lebih serius, terutama dalam hal armada pengangkut dan ketersediaan anggaran.

"Satu truk roda enam mampu mengangkut sekitar 3 ton, sedangkan truk kecil yang beroperasi di gang-gang sempit hanya dapat mengangkut 1 ton. Untuk mengangkut sekitar 150 ton Sampah setiap hari, setidaknya dibutuhkan 75 kendaraan yang beroperasi dua kali sehari," jelas Ibnu pada Rabu, (16/7/2025).

Baca juga: Sekrpov Tegaskan Komitmen Pemprov Sulteng Tingkatkan Kualitas Pelatihan ASN

Namun, meskipun volume Sampah yang dihasilkan sangat besar, anggaran yang tersedia untuk pengelolaan Sampah jauh dari cukup. 

Kebutuhan ideal mencapai Rp80 miliar, sementara Pemkot Palu hanya bisa mengalokasikan sekitar Rp30 miliar.

Untuk mendukung pengelolaan Sampah, DLH mengandalkan sistem retribusi. Ibnu menjelaskan bahwa pada 2025, target penerimaan retribusi dipatok sebesar Rp15 miliar, dan hingga pertengahan tahun ini, sekitar Rp8 miliar telah berhasil dikumpulkan.

"Sayangnya, masih banyak warga yang membuang Sampah sembarangan dan enggan membayar retribusi. Padahal, biaya pengelolaan Sampah per ton bisa mencapai Rp1,3 juta," tuturnya. (*)
 
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved