Berita Viral

Cemburu Jadi Pemicu, Suami di Lombok Tengah Bunuh Istri dengan Cara Dicekik

Baiq Miranda Puspa Pratiwi (28), seorang pegawai Bandara Internasional Lombok (BIL), ditemukan tewas setelah dibunuh oleh suaminya sendiri

Editor: Lisna Ali
Tangkapan layar Facebook @Miranda Azzahidi
SUAMI BUNUH ISTRI - Baiq Miranda Puspa Pratiwi (28), seorang pegawai Bandara Internasional Lombok (BIL), ditemukan tewas setelah dibunuh oleh suaminya sendiri, Fachrudin Azzahidi (36). 

Baiq Miranda meninggalkan dua orang anak, yang termuda berusia 4 tahun dan yang sulung sudah duduk di bangku SMP.

Baca juga: Anak-anak Andre Taulany Hadir di Sidang Cerai, PA Tigaraksa Tegaskan Melanggar Aturan

Keluarga Nilai Fachrudin Beruntung Dapat Baiq Miranda, tapi Tega Membunuh

Rian Mahesa alias Bading, kakak sepupu Baiq Miranda Puspa Pratiwi (28) yang tewas dibunuh suaminya, mengungkapkan kekagumannya pada sosok Miranda.

Menurut Bading, Miranda adalah perempuan pekerja keras, beretika baik, dan berparas menarik.

Ia menyayangkan Fachrudin Azzahidi, suami korban, begitu tega menyakiti dan membunuhnya.

"Dari segi etikanya juga baik. Kemudian dari segi fisik dapat dibilang cantik dan menarik. Jadi istilahnya kalau saya lihat cowok ini (pelaku) sangat beruntung banget mendapatkan adik saya," ujar Bading.

Bading menambahkan, Baiq Miranda adalah pekerja keras yang memiliki penghasilan lebih besar dari suaminya yang bekerja di sebuah rumah makan yang kini telah tutup.

Selain itu, Bading juga merasa kecewa dengan viralnya kasus ini di media sosial Facebook.

Ia menyoroti unggahan dari kreator konten yang dinilainya memojokkan korban dan tidak sesuai dengan fakta kejadian sebenarnya.

"Maka saya minta tolong yang masih masih mem-posting adek (sepupu) saya almarhum Miranda tolong di-takedown atau dihapus. kami sekeluarga sudah ikhlas dan sedang menunggu serta menjalankan proses hukum yang berlaku," jelas Bading. 

Pihak keluarga mengungkap bahwa korban kerap mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 

"Adik sepupu saya ini (korban), sering curhat juga sama sahabatnya, sama adik-adik atau misannya yang lain. Jadi sebenarnya udah sering kejadian (KDRT). Kalau kita lihat ini (pelaku) tidak normal berarti kan," terang Bading.

Bagi Bading, pertengkaran dalam rumah tangga adalah hal yang wajar.

Namun apabila dibarengi dengan pemukulan dan perusakan barang berharga korban maka pelaku perlu dipertanyakan kejiwaannya. 

Bading mengatakan adiknya atau korban lemas tak berdaya usai dicekik sehingga dibaringkan di kasur.

"Pelaku beranggapan bahwa korban pingsan. Akhirnya pelaku duduk dulu di terasnya sambil ngopi bahkan ceritanya sambil bermain-main juga sama ponakan saya (anak pelaku)," jelas Bading. 

Menurut Bading, selama meninggalkan korban, tidak ada tindakan apapun dari pelaku untuk menolong korban dari pelaku. 

Satu jam kemudian, pelaku kembali memeriksa keadaan korban. 

Akhirnya pelaku sadar bahwa korban dalam keadaan tidak bernyawa sehingga menghubungi saudaranya.(*)

Artikel telah tayang di TribunMedan.com


 
 


 

 


 


 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved