Kementan Pastikan Pasokan Bawang Merah Aman, Harga di Pasar Berangsur Normal

Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan harga bawang merah di pasar berangsur normal berkat panen raya yang sedang

Editor: Lisna Ali
istimewa
HARGA BAWANG MERAH - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan harga bawang merah di pasar berangsur normal berkat panen raya yang sedang berlangsung di berbagai sentra utama sejak awal Agustus 2025. 

TRIBUNPALU.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan harga bawang merah di pasar berangsur normal berkat panen raya yang sedang berlangsung di berbagai sentra utama sejak awal Agustus 2025. 

Pasokan yang melimpah ini membuat harga di tingkat grosir dan eceran kembali stabil setelah sempat berfluktuasi.

Berdasarkan pantauan di Pasar Induk Kramat Jati pada Kamis (11/8/2025) pasokan harian bawang merah naik signifikan dari 80–90 ton menjadi 106 ton. 

Peningkatan ini berdampak langsung pada harga, di mana harga grosir turun rata-rata Rp5.000 per kilogram.

Penurunan serupa juga terlihat di pasar eceran di Jakarta dan kota-kota lain di Pulau Jawa.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Muh Agung Sunusi, saat membenarkan bahwa pasokan dan harga bawang merah saat ini sudah mulai normal.

Baca juga: OJK Sulteng dan Satgas PASTI Tutup Ribuan Pinjol dan Investasi Ilegal, Kerugian Capai Rp2,6 Triliun

“Dalam beberapa pekan terakhir, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat memantau langsung sentra bawang merah seperti Nganjuk, Malang, Bandung, Garut, Cirebon, dan Brebes, serta berkoordinasi dengan Champion dan dinas pertanian setempat untuk menjaga produksi,” dalam keterangannya di Jakarta (12/8/2025) 

Muh Agung Sanusi mengungkapkan, pasokan bawang merah di Sumatera, terutama di Sumatera Utara, Aceh, Riau, dan Sumatera Barat, sempat terganggu akibat turunnya produksi di sentra utama Solok.

Akan tetapi, sejak pekan pertama Agustus 2025, sejumlah sentra telah memasuki musim panen. 

“Kekeringan Mei–Juli menyebabkan gagal panen dan mundurnya jadwal tanam di beberapa wilayah Jawa. Sedangkan, Agustus-September, Nganjuk diperkirakan panen 5.000 hektare, Bima Raya (Sumbawa, Dompu, dan Bima) 2.000 hektare, Brebes 3.600 hektare, dan Probolinggo 700 hektare dengan rata-rata produktivitas 12–14 ton per hektare.

Berdasarkan tabulasi data yang dihimpun, sepanjang Agustus 2025 diperkirakan terdapat panen seluas 13.835 hektare, dan pada September nanti mencapai 16.342 hektare.

Dirinya juga menyampaikan dengan kondisi tersebut, diperkirakan pasokan bawang merah di pasaran kembali normal.

"Pasokan mulai normal. Insya Allah pasokan aman dan harga terkendali," jelasnya.

Untuk menjaga kestabilan produksi bawang merah sepanjang tahun, Ditjen Hortikultura menerapkan berbagai strategi, antara lain penataan pola tanam antar-waktu dan antar-wilayah, pengembangan sentra baru di daerah defisit, kerja sama antar-daerah melalui Champion bawang merah, peningkatan sarana irigasi, serta penerapan teknologi budidaya efisien melalui perbaikan tanah, mekanisasi, dan penggunaan benih unggul.

Baca juga: Kompetisi Olahraga Antar-Sekolah di SMAN Model Terpadu Madani Palu Sukses Digelar

“Kolaborasi kami terus lakukan dengan seluruh instansi, pemda, dan K/L terkait agar produksi bawang merah bisa terkendali tanpa kecuali. Kami dorong Pemda atau Perumda di daerah defisit segera merealisasikan kerja sama antar daerah (KAD) dengan Champion, memastikan ada offtaker, volume penyerapan, dan jaminan pembayaran dilakukan agar intervensi dapat berjalan,” tegasnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved