Sementara itu, 24 persen dari galur merupakan famili bakteri yang menimbulkan keracunan makanan B. cereus (Bacillus).
Serta 19 persen merupakan famili bakteri yang dapat menyebabkan infeksi kulit, abses, dan infeksi pernafasan (Staphylococci).
Para peneliti mengumpulkan hampir 20 ribu serangga terbang selama lebih dari 18 bulan.
Mereka menggunakan perangkap ultraviolet, pembunuh serangga elektronik, dan perangkap lem.
Sekitar lebih dari tiga perempat dari total serangga yang terkumpul merupakan lalat, termasuk lalat rumah.
Sedangkan sisanya merupakan semut, lebah, tawon, ngengat, dan kutu daun.
"Rumah sakit-rumah sakit NHS di Inggris sebenarnya memiliki lingkungan yang sangat bersih dan risiko serangga membawa pakteri dan menularkannya ke pasien sangat rendah," kata Anthony Hilton, profesor mikrobiologi terapan dan penulis penelitian tersebut.
• LPAP El Capitan Indonesia Tawarkan Teknik Rekayasa Mangrove di Sepanjang Teluk Palu
• Status Kasus Ikan Pindang Beracun di Cianjur jadi KLB, 70 Warga jadi Korban, 2 Orang Meninggal
Namun, Anthony juga menjelaskan lebih rinci mengenai intisari penelitian tersebut.
"Apa yang kami ingin sampaikan dalam penelitian ini adalah bahwa meski di lingkungan paling bersih sekalipun, penting untuk mengambil langkah mencegah penyebaran bakteri melalui serangga di rumah sakit. Rumah sakit NHS akan mengimplementasikan langkah-langkah tersebut, tetapi ada beberapa cara sederhana yang dapat membuatnya lebih baik," jelas Anthony.
Jumlah serangga yang terkumpul paling banyak pada musim semi dan musim panas.
Serangga juga dikumpulkan dari berbagai area di dalam rumah sakit.
Seperti area pengolahan dan penyimpanan makanan untuk pasien, kamar pasien, ruang bersalin, dan unit neonatal.
(TribunPalu.com/Rizki A. Tiara)