Terkini Internasional

Bank Rakyat Tiongkok akan Hancurkan Uang dari Area yang Terjangkit Virus Corona COVID-19

Bank Rakyat Tiongkok akan menghancurkan uang yang terkumpul dari rumah sakit, bus, dan pasar di area kertas yang terjangkit virus corona COVID-19.

cnbc.com
ILUSTRASI uang kertas Yuan China. 

TRIBUNPALU.COM - Bank Rakyat Tiongkok yang terletak di Guangzhou mengumumkan, pihaknya akan menghancurkan uang kertas yang terkumpul dari rumah sakit, bus, dan pasar di area yang terjangkit virus corona COVID-19.

Langkah ini bertujuan untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19 semakin meluas.

Dikutip dari laman This is Insider sebagaimana dilaporkan outlet berita finansial Caixin pada Sabtu (15/2/2020), Bank Rakyat Tiongkok memerintahkan agar semua uang kertas bank yang berisiko tinggi terpapar virus corona COVID-19 untuk dihancurkan maupun didesinfeksi.

Bank-bank komersial juga diperintahkan untuk menyingkirkan uang kertas dari wilayah yang terinfeksi.

Kemudian, uang kertas tersebut akan dibersihkan terlebih dahulu, baru diserahkan pada bank pusat.

Virus corona COVID-19 juga memberi pukulan telak pada perekonomian China pada khususnya, dan dunia pada umumnya.

Wabah yang bermula pada akhir 2019 lalu tersebut telah membuat para pelaku ekonomi dunia untuk menurunkan ekspektasi terhadap pertumbuhan global.

Sebagian besar perusahaan telah memberikan peringatan, menurunnya rantai suplai global akan berpengaruh pada hasil atau laporan triwulanan.

14 Hari Observasi Corona di Natuna, WNI Terlibat Cinlok: Gimana Nggak Cinlok Banyak yang Jomblo

Prabowo Jadi Menteri Terkenal dan Kinerja Terbaik Versi Indo Barometer, Aman dari Reshuffle?

Viral Video TikTok 3 Wanita Berjoget di Dalam Masjid, Pembuat Akui Khilaf dan Minta Maaf

Bank Rakyat Tiongkok akan menggunakan temperatur tinggi atau cahaya ultraviolet untuk mendisinfeksi uang kertas.

Setelah melalui proses tersebut, uang kertas akan disimpan selama lebih dari 14 hari sebelum dikembalikan ke peredaran.

Bank-bank pusat di seluruh dunia biasanya menghancurkan uang kertas lama untuk menjaga keseimbangan dengan uang kertas baru.

Praktik ini tidak akan mempengaruhi suplai uang, meskipun langkah yang terkait dengan virus corona kali ini berbeda dengan biasanya.

Seorang kepala deputi di sebuah bank di Guangzhou yang tak mau disebutkan namanya mengatakan:

"Meski konsumen akan ditanyai tentang asal uang kertas mereka, tindakan ini sangat sulit berjalan secara efektif."

Berdasarkan laporan South China Morning Post, Deputi Gubernur Bank Rakyat Tiongkok, Fan Yifei, mengatakan pada Sabtu (15/2/2020) bahwa sekitar 600 miliar Yuan telah digelontorkan ke sistem finansial China sejak 17 Januari 2020.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved