"Banyak bukti dan pengakuan dari kader yang bukan pemilik suara, yang ditawarkan insentif money politics asalkan bersedia hadir."
"Dan akan dianggap mewakili kabupaten/kota/provinsi itu," kata Herzaky dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Jumat (5/3/2021).
Bahkan, Herzaky menyebut para mantan kader yang menggelar KLB bekerja sama dengan oknum kekuasaan untuk mendorong adanya insentif.
"Seperti yang dituturkan para kader yang menolak hadir."
"Oknum kekuasaan tersebut bekerja sama dengan mantan-mantan kader yang bergerak atas dorongan insentif money politics, jabatan, dan proyek," ujar Herzaky.
Baca juga: Jhoni Allen Orang Sakti di Demokrat Penggagas KLB, Ternyata Begini Gambaran Kekayaannya
Untuk itu, menurut Herzaky, rencana pelaksanaan KLB bodong oleh Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) itu merupakan bentuk kesewenang-wenangan oknum kekuasaan.
Oknum tersebut sengaja menyalahgunakan kekuasaan dan kemampuan finansialnya.
Hal itu untuk merebut paksa kursi Ketua Umum PD dari Ketua Umum PD yang sah, berdasarkan hasil Kongres V Tahun 2020 yaitu Agus Harimurti Yudhoyono.
KLB Demokrat Berujung Ricuh dan Saling Serang, Korban Berjatuhan Akibat Kena Pukulan Besi dan Kayu
Kongres Luar Biasa (KLB) yang dilaksanakan hari ini Jumat (5/3/2021) di hotel The Hill and Resort Sibolangit berujung ricuh.
Dikutip dari Tribun Medan, terdapat massa kader Demokrat pimpinan Ketua DPD Demokrat Sumut Herri Zulkarnain tengah berkumpul di sekitar SPBU.
Kemudian Massa pro KLB yang tadinya berada di dalam hotel bergerak menghampirinya.
Pendukung Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat menyerang Pendukung Partai Demokrat Sumut di Desa Suka Makmur Sibolangit, Jumat (5/3/2021).
Karena mendapat perlawanan, massa pro KLB kemudian menendang pembatas besi milik SPBU.
Baca juga: Beda Pendapat Mahfud MD dan Annisa Pohan soal Kudeta Partai Demokrat, Pemerintah Tanggung Jawab?
Selanjutnya, massa pro KLB yang terlihat membawa besi dan kayu menyerang massa Herri Zulkarnain.