Siswa MAN 2 Palu Terkendala Jalur SNBP

Kendala Data EMIS, Kepala MAN 2 Palu Mengadu ke Pusat Soal Jalur SNBP

Penulis: Robit Silmi
Editor: Haqir Muhakir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MAN 2 Palu - Foto MAN 2 Palu di Jl MH Thamrin No.41, Kelurahan Besusu Timur, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu. Plt Kepala MAN 2 Palu, Nihayati Rugaiyah, menghadapi tantangan besar saat data siswanya di sistem Education Management Information System (EMIS) gagal finalisasi.

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Robit Silmi

TRIBUNPALU.COM, PALU – Plt Kepala MAN 2 Palu, Nihayati Rugaiyah, menghadapi tantangan besar saat data siswanya di sistem Education Management Information System (EMIS) gagal finalisasi.

Hal itu berpotensi membuat 169 siswa kehilangan kesempatan mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) pada Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB).

Meski telah mengajukan permohonan hingga 15 kali dan berkomunikasi sebanyak 56 kali, akses finalisasi tetap tertutup. 

Tak tinggal diam, Nihayati memutuskan untuk terbang ke Jakarta demi menyuarakan langsung masalah ini kepada Kementerian Agama RI dan Wakil Menteri Agama.

Baca juga: Plt Kepala MAN 2 Palu Perjuangan 169 Siswa Akhirnya Bisa Ikut SNBP, Sempat Terkendala EMIS

“Ini masalah serius yang perlu perhatian. Saya tidak ingin anak-anak saya kehilangan kesempatan karena masalah teknis yang bukan kesalahan mereka,” ujar Nihayati kepada TribunPalu.com via telepon, Sabtu (8/2/2025).

“Kami sudah berkali-kali meminta akses melalui operator kami, tapi tetap saja tidak bisa terbuka, sedangkan sekolah lain diberi kesempatan hingga tiga kali," tambahnya.

Koordinasi Langsung ke Pusat

Nihayati menjadi satu-satunya kepala madrasah yang berkoordinasi langsung dengan pusat terkait masalah tersebut. 

Dalam pertemuan daring (Zoom) bersama Kemenag RI, Nihayati menunjukkan bukti bahwa MAN 2 Palu telah mengisi dan menyelesaikan data sesuai petunjuk. 

Meski waktu yang diberikan sangat terbatas, ia tetap memastikan proses finalisasi data selesai tepat waktu.

“Kami diberikan waktu hingga pukul 5 pagi, dan saya stand by di madrasah hingga dini hari untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Alhamdulillah, akhirnya data 169 siswa berhasil finalisasi pada pukul 23.50 malam, Jumat (7/2/2025),” ujar Nihayati dengan rasa syukur.

Perjuangan Demi Masa Depan Siswa

Nihayati menegaskan bahwa perjalanannya ke Jakarta bukanlah sekadar formalitas, melainkan perjuangan nyata demi masa depan para siswanya. 

“Meskipun SNBP bukan satu-satunya jalan meraih masa depan, saya tetap merasa bertanggung jawab untuk memperjuangkan apa yang menjadi hak dan keinginan anak-anak saya,” katanya.

Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, khususnya dalam perbaikan sistem pendataan agar kasus serupa tidak terulang di masa depan. 

“Ini bukan hanya soal data, tapi soal masa depan generasi muda yang harus kita jaga bersama,” tutur Nihayati.(*)
 
 
 

Berita Terkini