TRIBUNPALU.COM - Penggemar astronomi dan langit malam di Asia bersiaplah untuk menikmati pemandangan langka malam ini (10/6/2025).
Strawberry Moon atau Bulan Stroberi, bulan purnama yang bukan hanya indah, tapi juga sarat makna budaya dan ilmiah.
Baca juga: Berlibur ke Togean Menikmati Surga Tersembunyi di Garis Khatulistiwa
Meski namanya terdengar seperti makanan penutup, Bulan Stroberi tidak akan tampak merah muda.
Nama ini berasal dari tradisi suku asli Amerika, khususnya suku Algonquin, yang menyebut bulan purnama di bulan Juni sebagai penanda musim panen stroberi liar.
Namun, Bulan Stroberi tahun ini bukan sembarang bulan purnama.
Para astronom menyebutnya sebagai salah satu fenomena paling menarik dalam beberapa dekade terakhir.
Baca juga: TAYANG 24 Juli 2025! Ini Sinopsis Film Doti: Tumbal Ilmu Hitam, Cerita Santet dari Tanah Sulawesi
Apa yang Membuat Bulan Stroberi 2025 Begitu Istimewa?
Tahun ini, Bulan Stroberi bertepatan dengan apogee, yaitu saat Bulan berada di titik terjauhnya dari Bumi dalam orbit elipsnya.
Ini menciptakan apa yang disebut sebagai “micro moon” atau bulan mikro.
Artinya, bulan akan tampak sekitar 14 persen lebih kecil dan 30 persen lebih redup dibandingkan bulan purnama biasa.
Yang membuatnya semakin unik, posisi bulan di langit malam akan sangat rendah di cakrawala.
Ini adalah efek dari fenomena langka bernama "lunar standstill", yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali.
Pada momen ini, lintasan Bulan di langit berada di titik ekstremnya, membuat Bulan terbit dan terbenam pada posisi paling rendah, sebuah kejadian yang terakhir terlihat pada 2006 dan baru akan terulang lagi pada 2043.
Kapan dan di Mana Bisa Melihatnya?
Baca juga: Sambut Hari Bhayangkara ke-79, Polres Touna Gelar Latihan Nembak
Menurut situs EarthSky.org, puncak Bulan Stroberi akan terjadi pada Rabu, 11 Juni pukul 13.44 WIB.
Namun, karena terjadi saat siang hari di Asia, waktu terbaik untuk menyaksikannya adalah malam ini (10 Juni) dan besok malam (11 Juni), saat bulan terbit di langit malam.
Di Indonesia, Bulan Stroberi diperkirakan akan mulai terlihat sejak pukul 19.00 hingga 20.00 waktu setempat, tergantung lokasi Anda.
Kenapa Disebut "Strawberry Moon"?
Meski namanya bisa menyesatkan, Bulan Stroberi bukan berarti Bulan berubah warna menjadi merah muda.
Nama ini diberikan oleh suku Algonquin karena bulan purnama ini muncul bersamaan dengan musim panen stroberi di wilayah timur laut Amerika Utara.
Baca juga: Doa ketika Tiba di Rumah atau Kampung Halaman usai Menjalankan Ibadah Haji
Namun, karena posisi bulan sangat rendah di langit, warnanya mungkin terlihat lebih jingga atau kemerahan efek visual yang terjadi karena cahaya bulan harus melewati atmosfer Bumi lebih banyak saat berada di dekat cakrawala.
Tips Menyaksikan Bulan Stroberi
Agar pengalaman menyaksikan Bulan Stroberi lebih maksimal, berikut beberapa tips yang bisa Anda ikuti:
Cari lokasi dengan pandangan ke arah timur yang terbuka, seperti pantai, dataran tinggi, atau area terbuka lainnya.
Hindari cahaya buatan seperti lampu kota agar bulan terlihat lebih jelas dan terang.
Gunakan aplikasi cuaca dan kalender astronomi seperti timeanddate.com untuk memantau waktu terbit bulan sesuai lokasi Anda.
Jika ingin mengabadikan momen, siapkan kamera atau ponsel dengan mode malam, dan coba ambil gambar saat bulan masih dekat cakrawala, karena ukurannya akan tampak lebih besar secara visual.
Jika Anda melewatkan Bulan Stroberi tahun ini, jangan khawatir.
Bulan purnama berikutnya, yang dikenal sebagai Bulan Buck, akan muncul pada 11 Juli 2025.
Bulan ini dinamai berdasarkan musim pertumbuhan tanduk rusa jantan di Amerika Utara.
Strawberry Moon 2025 adalah momen langka yang tidak boleh dilewatkan.
Kombinasi bulan mikro, posisi rendah di langit, dan siklus bulan 18,6 tahun menjadikannya peristiwa astronomi yang unik dan menakjubkan.(*)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com