Soal Buku Jokowi's White Paper, Projo Tegaskan Tak Keberatan Asal Tidak Mengandung Fitnah

Wakil Ketua Umum relawan Pro-Jokowi (Projo), Freddy Damanik, menanggapi peluncuran buku berjudul Jokowi's White Paper.

Editor: Lisna Ali
Kolase istimewa/Tribunnews.com/Reynas Abdila
BUKU ROY SURYO CS - Wakil Ketua Umum relawan Pro-Jokowi (Projo), Freddy Damanik, menanggapi peluncuran buku berjudul Jokowi's White Paper. 

TRIBUNPALU.COM - Wakil Ketua Umum relawan Pro-Jokowi (Projo), Freddy Damanik, menanggapi peluncuran buku berjudul Jokowi's White Paper.

Buku tersebut mengulas soal hasil penelitian terkait ijazah Presiden Joko Widodo.

Buku setebal 700 halaman inI diluncurkan di coffee shop University Club (UC) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DI Yogyakarta, pada Senin (18/8/2025).

Freddy Damanik menegaskan, pihaknya tidak keberatan atas peluncuran buku tersebut.

Namun, ia memperingatkan bahwa isi buku itu bisa berujung pada masalah hukum.

Hal itu akan terjadi jika buku tersebut terbukti mengandung fitnah.

"Kita tidak dalam porsi atau hal untuk keberatan untuk itu (dibuatnya buku Jokowi's White Paper). Yang sampaikan adalah, nanti kan publik melihat justru ini mudah-mudahan tidak berisi fitnah."

"Kalau berisi fitnah, tentu ini bisa menjadi proses pemberat sendiri di dalam proses hukum yang sedang berlangsung atau jangan-jangan ada proses hukum baru untuk itu," jelasnya, dikutip dari program Kompas Petang di YouTube Kompas TV, Senin sore.

Seperti diketahui, para penulis buku, seperti Roy Suryo, Tifauzia Tyassuma, dan Rismon Sianipar, sudah menjadi terlapor.

Mereka dilaporkan oleh Presiden Jokowi atas kasus dugaan fitnah.

Kasus tersebut saat ini sudah naik ke tahap penyidikan.

Freddy menyebut, jika isinya fitnah, buku itu dapat menjadi pemberat dalam proses hukum yang sedang berlangsung.

Ia berharap buku tersebut tidak mengandung fitnah agar tidak menimbulkan proses hukum baru.

Baca juga: 17.000 Pekerja Rentan di Morut Kini Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan

Projo 

Projo adalah singkatan dari Pro-Jokowi, yaitu sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) yang dibentuk sebagai relawan pendukung Presiden Joko Widodo.

Projo didirikan pada tahun 2014, sebelum Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, dengan tujuan utama mengantarkan dan mengawal Jokowi hingga menjadi presiden.

Organisasi ini dikenal sebagai salah satu relawan darat terbesar yang berperan aktif dalam memenangkan Jokowi di dua periode pilpres, yaitu pada 2014 dan 2019.

Setelah Jokowi menyelesaikan masa jabatannya, Projo telah bertransformasi dari sekadar relawan menjadi sebuah ormas resmi.

Organisasi ini kemudian secara terbuka menyatakan dukungan untuk pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024.

Sebagai sebuah ormas, Projo memiliki struktur organisasi dan kegiatan yang beragam, tidak hanya terbatas pada politik.

Salah satu figur penting di dalamnya adalah Budi Arie Setiadi, yang merupakan salah satu deklarator sekaligus Ketua Umum Projo, dan kini menjabat sebagai Menteri Koperasi.

Isi Buku Jokowi's White Paper

Para penulis buku Jokowi's White Paper membeberkan isi buku mereka.

Buku tersebut berisi rangkuman penelitian terkait ijazah Presiden Joko Widodo.

Roy Suryo, salah satu penulis, menjelaskan awal mula kontroversi ijazah tersebut.

Menurutnya, masalah bermula dari pengakuan Jokowi soal IPK di bawah 3 saat lulus dari UGM.

Hal ini, kata Roy, memicu pertanyaan di masyarakat.

"Ada penjelasan tentang telematika tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 2013 yang mengawali semuanya ketika seseorang (Jokowi) mengaku lulusan UGM tetapi IPK-nya di bawah 3. Dan itu menimbulkan pertanyaan di masyarakat," jelas Roy, dikutip dari YouTube Refly Harun.

Di dalam buku, Roy menuliskan analisis telematikanya.

Penulis lain, Rismon Sianipar, juga memaparkan analisisnya.

Ia menganalisis sebaran warna dan mengklaim tidak menemukan stempel di atas foto ijazah Jokowi.

"Di situ dibuktikan tidak ada stempel di atas foto ijazah Joko Widodo. Itu confirm karena diperiksa nilai-nilai numerik yang merepresentasikan tiap piksel di setiap citra digital," ujarnya.

Rismon juga menganalisis file ijazah yang berformat .jpg.

Analisis ini menggunakan metode ELA (Error Level Analysis).

Ia mengklaim file foto itu tidak asli.

Menurutnya, ditemukan sebaran yang dicurigai sebagai tempelan digital.

Baca juga: Terkait Bebas Bersyarat Setya Novanto, Menkumham: Bukan Ranah Pemerintah

"Kita buktikan tidak asli. Kita membandingkan dengan tiga metode yaitu ELA dengan adaptive brightness scaling, ELA dengan CLAHE (Contrast Limited Adaptive Histogram Equalization), dan overlapping detection."

"Jadi di sini, kita dapatkan sebaran-sebaran yang dicurigai merupakan tempelan-tempelan secara digital," kata Rismon.

Rismon juga menyebut Ijazah Jokowi berbeda dengan milik teman seangkatan, Frono Jiwo.

Perbedaan itu ditemukan setelah diuji dengan beberapa metode.

Penulis lain, Dokter Tifa, juga menyumbang tulisan.

Ia menggunakan metode neuro politica.

Metode ini untuk mengetahui cara berpikir dan perilaku seorang pemimpin.

Tifa menyebut, dari metode itu bisa terlihat kelayakan seorang pemimpin disebut sarjana.

"Jadi pemimpin yang mungkin bukan lulusan sarjana bisa kelihatan dari gesturnya apakah layak disebut sarjana atau tidak. Itu ada ilmunya," paparnya.

Ia mengatakan, itu bisa diketahui dari gestur seorang pemimpin.

Dokter Tifa menjelaskan bahwa buku Jokowi's White Paper akan dijual dalam dua versi dengan harga berbeda, yang dibedakan berdasarkan kualitas cetaknya.

Spesifikasi dan Harga Buku

Edisi Koleksi (Collectible): Buku ini memiliki 700 halaman dan dicetak full color dengan banyak gambar berwarna. Kertas yang digunakan adalah kertas premium. Harga jualnya adalah Rp500 ribu.

Edisi Ekonomis: Versi ini dicetak hitam-putih (black and white) dengan kertas standar. Tujuannya agar bisa dijangkau oleh masyarakat luas.

Harga jualnya adalah Rp250 ribu.

Menurut Dokter Tifa, buku ini tidak hanya akan dijual di Indonesia, tetapi juga akan didistribusikan ke 25 negara.(*)

Artikel telah tayang di Tribunnews.com

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved