Merayakan Maulid Nabi SAW, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
Tahun ini, Maulid Nabi diperingati pada Senin, 16 September 2024 atau bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1446 H.
TRIBUNPALU.COM - Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari kelahiran Nabi yang jatuh setiap 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah.
Tahun ini, Maulid Nabi diperingati pada Senin, 16 September 2024 atau bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1446 H.
Lantas, bagaimana hukum memperingati Maulid Nabi dalam Islam?
Dosen UIN Saifuddin Zuhri (Saizu) Purwokerto, Mawi Khusni Albar, menjelaskan bahwa memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW termasuk dalam kategori mubah atau boleh.
Baca juga: Maulid Nabi SAW, Momentum Meneladani Akhlak Rasulullah: Ini Amalan yang Bisa Dilakukan
Menurutnya, tidak ada unsur yang bertentangan dengan syariat dalam perayaan Maulid. “Kegiatan seperti pengajian dan sedekah adalah hal baik dan positif,” jelas Mawi Khusni dalam tayangan Oase Tribunnews.
Sejumlah ulama juga menyatakan bahwa Maulid Nabi merupakan amalan yang bernilai pahala jika dilakukan dengan niat yang baik.
Imam Jalaluddin As-Suyuthi mengatakan bahwa perayaan Maulid adalah bid’ah hasanah atau bid’ah yang baik.
Dalam pernyataannya, beliau menyebut pelaku Maulid mendapat pahala karena kegiatan itu menunjukkan rasa cinta dan pengagungan kepada Rasulullah SAW.
Senada, ulama dari Mazhab Hambali, Imam Ibnu Taimiyah, menyebut bahwa orang-orang yang merayakan Maulid dengan niat mengagungkan Nabi Muhammad SAW akan mendapatkan pahala besar.
“Mengagungkan Maulid Nabi dan menjadikannya sebagai hari istimewa telah dilakukan oleh sebagian orang, dan mereka mendapat pahala karena niatnya yang baik,” ujar Ibnu Taimiyah.
Selain pendapat ulama, ayat Al-Qur’an dalam Surah Al-Ahzab ayat 56 juga menjadi dasar untuk mencintai dan memuliakan Nabi. Ayat tersebut menyebut bahwa Allah dan para malaikat bersalawat kepada Nabi, dan umat Islam diperintahkan untuk melakukan hal yang sama.
Dengan demikian, memperingati Maulid Nabi dipandang sah-sah saja dalam Islam, selama tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan ajaran syariat.
Ayat Al Quran yang dimaksud ada pada Surat Al Ahzab [33] ayat 56:
Baca juga: Muhammad Safri Dorong Masyarakat Aktif Terlibat Awasi Kegiatan Tambang di Morut
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
"innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā"
Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Keutamaan Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
Dosen Tafsir Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, Ahmadi Fathurrohman Dardiri, mengambil pernyataan dari Kyai Adam Kosasih asal Subang mengenai keutamaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
1. Rasa Syukur
"Kita merasa bersyukur atas hadirnya Nabi Muhammad SAW di muka bumi ini," ujarnya.
Lebih menyenangkan lagi, semua terekam baik dalam Al Quran, hadist, sunnah, dan informasi-informasi dari para sahabat.
2. Untuk Memuji
"Bukan berarti Nabi suka dipuji," ungkapnya.
Fakta di balik kelahiran Nabi Muhammad SAW sangat luar biasa, dan karenanya kita harus melakukan pujian kepadanya.
Kalau bukan karena kamu Muhammad, Kalau bukan karena kamu Muhammad, Aku tidak menciptakan alam raya, itu kata Allah SWT dalam hadits Qudsi.
Baca juga: Prabowo Beri Lampu Hijau untuk TNI-Polri Tindak Massa Anarkis
"Artinya, alasan keberadaan Nabi Muhammad sendiri itu adalah alasan yang bukan saja rasional, tetapi juga intelektual. Bahkan Allah menyatakan pentingnya sosok Muhammad, mungkin itu sulit dipercayai, tetapi itulah yang terjadi," jelasnya.
Sebagai pengikutnya, orang yang melihat Nabi Muhammad SAW sebagai figur, akan lebih sering memujinya.
"Untuk lebih melihat sosok Beliau untuk bisa masuk dalam diri kita," tambahnya.
3. Tholabul Ilmi
Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pasti ada pengajian.
"Di titik tertentu, ini adalah momen mengembangkan pengetahuan," jelasnya.
Ketika wasiat takwa itu disampaikan, seringkali informasi yang ada mampu menimbulkan hikmah.
"Hikmah ini menjadi semangat tersendiri, hikmah itu kumpulan dari pengalaman, dalil, informasi tercampur jadi satu. Dengan hikmah kita bisa merubah berbagai hal, mungkin adanya hikmah melalui pengajian-pengajian itu, level keimanan, pengetahuan dan kebaikan mungkin akan naik," ungkapnya.
4. Teladan
Baca juga: TikTok Hapus Sementara Fitur Live: Estimasi Kapan Keluar Lagi?
Hubungan meneladani Nabi, melihat Nabi sebagai tuntunan, itu adalah cara menuju kepada Allah.
Menurut Ahmadi, Nabi Muhammad SAW bisa dibilang sebagai wasilah kita kepada Tuhan kita.
"Inilah empat keutamaan memperingati Maulid Nabi, sisanya dapat bersifat personal," tambahnya.
Maulid Nabi merupakan cara kita melihat figur Nabi Muhammad, dibalik figur ini terdapat latar belakangnya, pengalamannya, dan semuanya.
"Kita memahami figur Nabi Muhammad tidak boleh sedikit-sedikit, misal hanya cara makan atau berpakaiannya saja."
"Itu boleh, tidak salah, namun sifatnya parsial. Akan lebih menarik dan membahagiakan lagi jika kita meniru Nabi Muhammad secara keseluruhan. Kita menjadi jujur saja, itu sudah luar biasa," ujarnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Maulid Nabi SAW, Momentum Meneladani Akhlak Rasulullah: Ini Amalan yang Bisa Dilakukan |
![]() |
---|
Hari Jumat, Waktu Terbaik untuk Baca Al-Kahfi dan Berzikir |
![]() |
---|
Maulid Nabi di Masjid Babul Khair Sigi, Kapolres Hadiri Bersama Ulama dan Jamaah |
![]() |
---|
Kapolres Sigi Tekankan Pentingnya Kerukunan dalam Peringatan Maulid Nabi |
![]() |
---|
Kumpulan Ucapan Maulid Nabi Muhammad 12 Rabiul Awal atau Jumat 5 September 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.