Berita Viral
Detik-detik Sebelum Karyawati di Pasangkayu Tewas, Sempat Chat dengan Atasan, Curiga Ada Dendam
Inilah pesan terakhir yang dikirimkan HJ (19) kepada atasannya sebelum ia ditemukan tewas di Dusun Tanga-tanga, Desa Sarjo
TRIBUNPALU.COM - Inilah pesan terakhir yang dikirimkan HJ (19) kepada atasannya sebelum ia ditemukan tewas di Dusun Tanga-tanga, Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, Sabtu pagi (20/9/2025).
Penemuan jasad HJ (19) terjadi hanya berselang satu hari setelah ia dilaporkan hilang kontak.
Rekan-rekan kerjanya menjadi orang pertama yang menyadari ketidakberadaan HJ, yang pada hari itu bertugas melakukan penagihan kepada nasabah.
Namun, sejak saat itu, komunikasi dengan HJ terputus total.
Saat ditemukan, kondisi korban sangat memilukan.
Ia hanya mengenakan pakaian dalam, sementara seragam kerjanya terlilit di bagian leher.
Pemandangan tragis ini mengindikasikan bahwa HJ kemungkinan besar menjadi korban kekerasan, bahkan Pembunuhan.
Lokasi penemuan jasad korban tidak jauh dari tempat ia terakhir kali menagih.
Kronologi
Hijrah sebelumnya berada diperjalanan pulang setelah mengunjungi rumah salah satu nasabah, yang juga berada di wilayah Desa Sarjo.
Hal ini memunculkan dugaan kuat bahwa pelaku adalah orang yang dikenal atau berhubungan dengan pekerjaan korban.
Sebelum ditemukan meninggal dunia, HJ sempat berkomunikasi dengan atasannya melalui pesan WhatsApp.
Pesan-pesan yang dikirimkan HJ seolah menjadi firasat buruk akan nasib yang akan menimpanya.
Percakapan dimulai pada pukul 21.40 WITA.
HJ mengawali pesan dengan jawaban singkat.
Berikut petikan percakapan Hj dengan atasannya yang tersebar di media sosial:
HJ (21.40): "Oh iya."
Atasan (21.55): – Panggilan suara (tidak dijawab) "Hijrah. Di mana sudah kamu?" – "Hati-hati ya."
HJ (21.56): "Jangan ditelepon Bu, karena sementara dia bonceng saya, nanti dia curiga." "Bu, doakan saya." "Dari tadi tidak ada rumah yang dilewati." "Baru jalan ada jaringan di sini."
Atasan (21.56): "Iya hati-hati." "Berdoa."
HJ (21.57): "Aduh, saya takutnya ini orang dendam."
Atasan (21.57): "Beh, jangan dipikir begitu."
Tak lama setelah percakapan itu, komunikasi dengan HJ terputus sekitar pukul 22.00 WITA.
Keluarga dan rekan-rekan HJ panik.
Mereka melakukan pencarian di sekitar area tempat terakhir korban dilaporkan.
Sayangnya, upaya itu tidak membuahkan hasil. Kecurigaan semakin menguat seiring berjalannya waktu, ketika keberadaan HJ tak kunjung ditemukan.
Dua hari kemudian, kecurigaan itu berubah menjadi kenyataan pahit.
Warga setempat menemukan jasad HJ di kebun kelapa.
Temuan ini langsung dilaporkan kepada pihak kepolisian, yang segera datang ke lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Polisi segera membawa jasad korban ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi, guna mencari tahu penyebab pasti kematiannya dan mengumpulkan bukti-bukti yang mungkin ditinggalkan oleh pelaku.
Sementara itu, pihak kepolisian juga terus menggali informasi dari keluarga, rekan kerja, dan saksi-saksi di sekitar lokasi.
Dugaan awal mengarah pada motif perampokan atau dendam terkait pekerjaan korban sebagai penagih utang.
Kepergian HJ menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga, rekan kerja, dan komunitas.
Ia dikenal sebagai sosok yang ramah dan pekerja keras.
Kisah pilunya, yang terekam dalam pesan-pesan terakhirnya, telah menyebar di media sosial dan mengundang simpati dari berbagai pihak.
Hijrah yang masih sangat muda, dikenal sebagai sosok yang penuh tanggung jawab dan menjadi tulang punggung keluarga.
Ia tinggal bersama neneknya di Desa Maponu setelah kedua orangtuanya berpisah dan masing-masing menikah lagi.
Sejak itu, ia mengabdikan diri untuk merawat sang nenek yang sudah lanjut usia dan menderita pikun.
Menurut penuturan sepupunya, Fini, Hijrah adalah cucu yang sangat berbakti.
Ia tak pernah mengeluh meski harus membagi waktu antara bekerja dan mengurus neneknya yang sudah tak bisa bangun dari tempat tidur.
"Dia itu anak baik. Selama ini neneknya yang sakit-sakitan dirawat sama Hijrah," tutur Fini dengan suara bergetar, mengenang sosok sepupunya.
Namun, sejak bekerja di PNM, Hijrah hanya bisa pulang pada hari Minggu dan malam Senin.
Baca juga: Remaja Masjid Alkhairaat Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Dolo Sigi
Sisa waktunya dihabiskan untuk bekerja keras demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membantu biaya pengobatan neneknya.
Sayangnya, pengorbanan Hijrah harus berakhir tragis.
Sang nenek yang selama ini dirawatnya tak mengetahui sama sekali tentang tragedi yang menimpa cucunya.
Kondisi pikunnya yang semakin parah membuat perempuan tua itu masih terbaring lemah di rumah tanpa menyadari bahwa cucu yang setia merawatnya telah pergi untuk selamanya.
Sementara itu, duka mendalam juga dirasakan oleh ibu kandung Hijrah.
Ia yang tinggal di Pantai Timur, Sulawesi Tengah, langsung bergegas pulang setelah mendengar kabar duka.
Hijrah yang masih sangat muda, dikenal sebagai sosok yang penuh tanggung jawab dan menjadi tulang punggung keluarga.
Ia tinggal bersama neneknya di Desa Maponu setelah kedua orangtuanya berpisah dan masing-masing menikah lagi.
Sejak itu, ia mengabdikan diri untuk merawat sang nenek yang sudah lanjut usia dan menderita pikun.
Menurut penuturan sepupunya, Fini, Hijrah adalah cucu yang sangat berbakti.
Baca juga: Soal Isu Kenaikan Gaji ASN sesuai Perpres 79 Tahun 2025, Ini Jawaban Kemenpan RB
Ia tak pernah mengeluh meski harus membagi waktu antara bekerja dan mengurus neneknya yang sudah tak bisa bangun dari tempat tidur.
"Dia itu anak baik. Selama ini neneknya yang sakit-sakitan dirawat sama Hijrah," tutur Fini dengan suara bergetar, mengenang sosok sepupunya.
Namun, sejak bekerja di PNM, Hijrah hanya bisa pulang pada hari Minggu dan malam Senin.
Sisa waktunya dihabiskan untuk bekerja keras demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membantu biaya pengobatan neneknya.
Sayangnya, pengorbanan Hijrah harus berakhir tragis.
Sang nenek yang selama ini dirawatnya tak mengetahui sama sekali tentang tragedi yang menimpa cucunya.
Kondisi pikunnya yang semakin parah membuat perempuan tua itu masih terbaring lemah di rumah tanpa menyadari bahwa cucu yang setia merawatnya telah pergi untuk selamanya.
Sementara itu, duka mendalam juga dirasakan oleh ibu kandung Hijrah.
Ia yang tinggal di Pantai Timur, Sulawesi Tengah, langsung bergegas pulang setelah mendengar kabar duka.(*)
Artikel telah tayang di TribunSulbar
Kronologi Tewasnya Karyawati PNM di Pasangkayu, Hilang Usai Menagih Berakhir Ditemukan di Kebun |
![]() |
---|
Kisah Pilu Kakak Beradik di Bogor, Rela Gantian Seragam Demi Bisa Sekolah |
![]() |
---|
Mengenal Nany Ariany, Istri Sah Irjen Krishna Murti, Rumah Tangganya Kini Diterpa Isu Orang Ketiga |
![]() |
---|
Heboh Skandal Asmara Diduga Libatkan Irjen Krishna Murti dan Seorang Polwan, Petinggi Polri Bungkam |
![]() |
---|
Pelaku Mutilasi Alvi Maulana Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana, Terancam Hukuman Mati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.