HUT Kemerdekaan RI

HUT Kemerdekaan RI, Syarifuddin Hafid Ajak Warga Sulteng Dorong Gagasan untuk Kemajuan Daerah

Pembangunan daerah tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah tapi juga seluruh elemen masyarakat.

Penulis: Zulfadli | Editor: mahyuddin
HANDOVER
DPRD SULTENG - Wakil Ketua DPRD Sulteng Syarifuddin Hafid mengajak masyarakat untuk menjadikan momen HUT ke 80 Kemerdekaan RI sebagai wadah persatuan untuk pembangunan daerah. 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Wakil Ketua DPRD Sulteng Syarifuddin Hafid mengajak masyarakat untuk menjadikan momen HUT ke 80 Kemerdekaan RI sebagai wadah persatuan untuk pembangunan daerah.

Menurut Legislator Demokrat Sulteng tersebut, pembangunan daerah tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah tapi juga seluruh elemen masyarakat.

"Kalau tidak bisa membantu dengan tenaga, bisa dengan ide dan gagasan, bahkan kritikan yang membangun sehingga pembangunan bisa merata, menyentuh lapisan masyarakat Sulteng," kata Syarifuddin Hafid.

Anggota Komisi IV DPRD Sulteng dari Dapil Morowali-Morowali Utara tersebut juga mendorong masyarakat di pedesaan untuk menjaga daerah dari masuknya paham radikal dan hal yang dapat merusak ketentraman warga.

"Mari bersuka cita menyambut kemerdekaan ini dengan berbagai agenda mempererat hubungan kita. Lupakan perbedaan yang ada demi kemajuan daerah," ujar Syarifuddin Hafid.

Baca juga: BREAKING NEWS: Anggota DPRD Sulteng Dilaporkan ke Badan Kehormatan, Diduga Tutup Jalan Desa di Sigi

17 Agustus menjadi momen Kemerdekaan Indonesia karena pada tanggal tersebut, Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia secara resmi dibacakan.

Itu adalah peristiwa yang sangat krusial dan menjadi penanda berakhirnya masa penjajahan dan dimulainya era baru bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang berdaulat.

Teks Proklamasi Kemerdekaan kala itu dibacakan Soekarno, didampingi Mohammad Hatta, di sebuah rumah di Jalan Pegangsaan Timur (sekarang Jalan Proklamasi) Nomor 56, Jakarta.

Pembacaan tepat pada Jumat, tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.

Tanggal itu dipilih setelah melalui diskusi dan desakan yang kuat dari para golongan muda kepada golongan tua, terutama Soekarno dan Hatta, untuk segera memproklamasikan kemerdekaan setelah Jepang menyerah kepada Sekutu.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved