Sulteng Hari Ini

94 Ribu Nelayan Sulteng Jadi Fokus Program Berani Tangkap Banyak

Program Berani Tangkap Banyak merupakan bagian dari program Berani Makmur yang memerlukan dukungan penuh dari semua pemangku kepentingan.

Editor: Fadhila Amalia
Ro Adpim Setdaprov Sulteng
REMBUK NELAYAN - Sebanyak 94.887 Nelayan di Sulawesi Tengah menjadi fokus utama dalam Program BERANI Tangkap Banyak yang digagas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan di provinsi ini.  

TRIBUNPALU.COM, PALU – Sebanyak 94.887 Nelayan di Sulawesi Tengah menjadi fokus utama dalam Program BERANI Tangkap Banyak yang digagas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan di provinsi ini. 

Program tersebut menjadi salah satu tema penting dalam Rembuk Nelayan dan Rapat Kerja Teknis Perikanan Tangkap se-Sulawesi Tengah yang berlangsung di Grand Sya Hotel Palu, Sabtu (23/8/2025).

Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Reny A Lamadjido, membuka secara resmi kegiatan yang juga dirangkaikan dengan Musyawarah Daerah II Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sulteng tersebut.

Baca juga: Menteri Bahlil Lahadalia dan Tokoh Alkhairaat Bahas Perjuangan Rakyat Jelang Musda Golkar

Dalam sambutannya, Reny menyampaikan apresiasi kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) HNSI yang telah menginisiasi pertemuan penting ini.

“Kehidupan nelayan tidaklah mudah. Pemerintah hadir melalui Program Berani Tangkap Banyak untuk mendorong nelayan lebih sejahtera dan makmur. Dukungan teknologi, termasuk pemanfaatan GPS, harus dimaksimalkan,” ujar Reny.

Ketua DPD HNSI Sulawesi Tengah, Syarifudin Hafid, menegaskan bahwa HNSI adalah organisasi berbasis nelayan dan bersifat nonpolitikal.

Ia menyoroti kondisi kesejahteraan nelayan di Sulawesi Tengah yang masih tertinggal dibandingkan dengan provinsi tetangga seperti Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Baca juga: Menteri Bahlil Lahadalia Kunjungi Kota Palu, Pererat Silaturahmi Golkar dan Alkhairaat

“Peningkatan kesejahteraan nelayan membutuhkan visi bersama serta dukungan sarana dan prasarana yang modern. HNSI harus menjadi rumah besar nelayan, tempat berjuang bersama sekaligus tonggak utama membangun masa depan perikanan dan kelautan yang lebih baik,” ujarnya.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sulteng, Moh Arif Latjuba, melaporkan produksi perikanan tangkap pada tahun 2024 mencapai hampir 300 ribu ton.

Ia menambahkan, Program Berani Tangkap Banyak merupakan bagian dari program Berani Makmur yang memerlukan dukungan penuh dari semua pemangku kepentingan.

“Kami telah memulai bantuan Vessel Monitoring System (VMS) bagi kapal di atas 12 mil laut serta mengembangkan konsep Smart Fishing bagi kelompok nelayan,” ungkap Moh Arif.

Sebagai penutup acara, Wakil Gubernur Reny menyerahkan bantuan simbolis kepada perwakilan nelayan dari Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ogoamas, PPI Donggala, PPI Ogotua, dan PPI Ampana.

Turut hadir dalam kegiatan ini Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid, Ketua TP PKK Sulteng Sry Nirwanti Bahasoan, perwakilan DPP HNSI, unsur Forkopimda Sulteng, kepala daerah, akademisi, serta kepala dinas perikanan kabupaten/kota dan perwakilan nelayan se-Sulteng.

Baca juga: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Kunjungi Ketua PB Alkhairaat Jelang Musda Golkar Sulteng

Apa Itu Rembuk Nelayan?

Rembuk Nelayan adalah sebuah forum atau pertemuan yang bertujuan untuk mempertemukan para nelayan dengan berbagai pihak terkait, seperti pemerintah, akademisi, dan organisasi masyarakat.

Tujuan utama dari rembuk ini adalah untuk:

Menyerap Aspirasi: Memberikan ruang bagi nelayan untuk menyampaikan masalah dan usulan mereka secara langsung kepada pemangku kebijakan.

Merumuskan Solusi: Mencari jalan keluar bersama untuk masalah yang dihadapi nelayan, seperti sulitnya akses modal, masalah alat tangkap, atau regulasi yang dirasa memberatkan.

Baca juga: Usai Minta Amnesti, Immanuel Ebenezer Justru Diberhentikan Prabowo

Mengembangkan Potensi: Mendiskusikan cara-cara untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan mengembangkan sektor perikanan agar lebih maju.

Singkatnya, rembuk nelayan merupakan sarana dialog yang penting untuk memastikan kebijakan dan program yang dibuat pemerintah benar-benar relevan dengan kebutuhan para nelayan di lapangan.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved