PT Vale

Program PPM PT Vale Patahkan Ketergantungan Petani Padi Morowali pada Pupuk Kimia

Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Vale Indonesia berhasil mematahkan mitos di kalangan petani padi Kecamatan Bungku Timur

Editor: Lisna Ali
handover
Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Vale Indonesia berhasil mematahkan mitos di kalangan petani padi Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, yang meyakini pertanian harus selalu menggunakan zat kimia.  

Keraguannya itu ditambah juga dari cerita-cerita sesama petani yang menyangsikan keberhasilan metode budidaya padi organik. 

“Kami awalnya sempat ragu, tapi setelah melihat hasilnya, kami sangat bersyukur. Pertanian organik ini benar-benar membawa perubahan,” kata Fadlun, pemilik lahan areal penanaman padi organik.

Spekulasi soal bertani tanpa menggunakan pestisida dan pupuk berbahan kimia sintetis, rentan terserang Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) banyak terdengar.

Namun, semua dipatahkan petani setempat memutuskan mengikuti program PSRLB PT Vale tersebut.

Diketahui 20 petani padi di Kecamatan Bungku Timur menyatakan ketertarikannya untuk ikut program PSRLB.

Sehingga, total 32 petani jadi binaan yang awalnya hanya 11 orang.

Luasan areal tanam saat ini juga bertambah menjadi 10,8 hektare yang sebelumnya hanya 1,1 hektare.

Jumlah Binaan Terus Bertambah

Program PSRLB PT Vale Indonesia saat ini diikuti petani dari empat desa yang ada dalam area operasi IGP Morowali, yaitu Desa Bahomoahi, Desa Ululere, Desa Kolono dan Onepute Jaya

Hingga semester 1 tahun 2025 , petani binaan PT Vale sudah 7 kali panen.

Saat ini, di semester 2 tahun 2025 sudah masuk di musim tanam ke 8 yang diperkirakan akan melakukan panen di bulan Oktober dan November 2025.

Animo petani untuk ikut bergabung dalam program PSRLB binaan PT Vale Indonesia di setiap wilayah operasional IGP Morowali, membuat CEO PT Vale Indonesia, Bernardus Irmanto merasa bangga.  

Walau dari sisi lain luas garapan areal tanam yang skalanya masih relatif kecil, bagi Irmanto menjadi embrio untuk hal-hal besar kedepannya. Menurut Irmanto, ini semua sesuai dengan prinsip berkelanjutan dan Environment, Sosial and Governnance (ESG).  
Ia juga berharap, PSRLB dapat memperkuat kemandirian ekonomi petani, mendukung pertanian yang ramah lingkungan untuk keberlanjutan di masa depan.

Bernardus juga mencatat pentingnya umpan balik dari petani untuk perbaikan berkelanjutan.

“Kami akan terus mendukung dalam hal pemasaran, edukasi, dan pengembangan kompos dan bahan-bahan kompos, untuk memastikan keberlanjutan pertanian organik ini,” pungkasnya.

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved