Palu Hari Ini

Doa Lintas Agama Iringi 7 Tahun Tragedi Gempa, Tsunami dan Likuefaksi Kota Palu

Menurut Hadianto, peringatan ini juga menjadi pengingat agar masyarakat selalu waspada dan siap menghadapi potensi bencana.

|
Penulis: Zulfadli | Editor: Fadhila Amalia
Handover
TABUR BUNGA DAN DOA LINTAS AGAMA - Tepat tujuh tahun pascabencana gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi yang melanda Palu, Donggala, dan Sigi pada 28 September 2018, masyarakat bersama Pemerintah Kota Palu menggelar tabur bunga dan doa lintas agama, Minggu (28/9/2025) pagi. 

Pukul 17.02 WITA: Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,4 (awalnya 7,7 SR) mengguncang wilayah Donggala, dengan kedalaman dangkal yang memicu kerusakan parah.

Tsunami: Kurang dari 10 menit setelah gempa, gelombang tsunami setinggi hingga 6 meter menerjang Teluk Palu, menyapu pesisir dan menghancurkan bangunan, termasuk Jembatan Kuning (Ikon Kota Palu).

Tsunami di Teluk Palu diperkirakan dipicu oleh pergerakan sesar mendatar di Teluk Palu yang memicu longsoran sedimen di bawah laut (submarine landslide).

Likuifaksi (Liquefaction): Bencana ini diperparah dengan fenomena likuifaksi atau pencairan tanah.

Guncangan gempa membuat tanah berpasir yang jenuh air kehilangan daya dukungnya dan bergerak seperti lumpur.

Daerah yang terdampak parah meliputi Petobo dan Balaroa, di mana ribuan rumah amblas, bergeser, dan tertimbun lumpur.

Dampak

Korban Jiwa: Bencana ini merenggut lebih dari 4.000 jiwa (termasuk korban meninggal, hilang, dan tertimbun) di Palu, Sigi, dan Donggala. Mayoritas korban jiwa berada di Kota Palu, khususnya akibat likuifaksi.

Kerugian: Total kerugian dan kerusakan ditaksir mencapai puluhan triliun rupiah.
 
2. Catatan Sejarah Bencana Sebelum 2018 

Lokasi Palu yang berada tepat di jalur Sesar Palu-Koro menjadikannya zona rawan gempa. Beberapa gempa besar disertai tsunami telah terjadi sebelum tahun 2018:

Gempa yang menyebabkan kerusakan dan korban jiwa, meskipun dampaknya di Kota Palu tidak separah peristiwa-peristiwa sebelumnya.

3. Faktor Geologis Utama

Kota Palu sering dilanda bencana ganda karena karakteristik geologisnya yang unik:

Sesar Palu-Koro: Ini adalah patahan geser aktif yang membentang dari Teluk Bone hingga Laut Sulawesi.

Pergerakan sesar ini sangat cepat (sekitar 46 mm per tahun), menjadikannya pemicu utama gempa bumi kuat yang dangkal.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved