Sulteng Hari Ini

Addendum ke-9 Terakhir, Proyek Masjid Raya Sulteng Menuju Penyelesaian

Addendum ke-9 ini berlaku hingga tanggal 15 November 2025, dan setelah tanggal tersebut tidak akan ada perpanjangan lagi.

Penulis: Robit Silmi | Editor: Fadhila Amalia
Robit/TribunPalu.com
PEMBANGUNAN MASJID - Proyek pembangunan Masjid Raya Baitul Khairat di Provinsi Sulawesi Tengah memasuki tahap akhir dengan progres pekerjaan yang telah mencapai 98 persen. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Robit Silmi

TRIBUNPALU.COM, PALU – Proyek pembangunan Masjid Raya Baitul Khairat di Provinsi Sulawesi Tengah memasuki tahap akhir dengan progres pekerjaan yang telah mencapai 98 persen.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Pembangunan Masjid Raya Sulteng, Caco Laratu, menegaskan bahwa addendum ke-9 merupakan perpanjangan kontrak yang terakhir dan tidak akan ada lagi tambahan waktu pengerjaan setelahnya.

“Saat ini pekerjaan sudah hampir rampung, tinggal tahap finishing yang memerlukan ketelitian ekstra, terutama pada pemasangan kaca patri, penyelesaian pasak kelor, tambahan ornamen, serta pagar bermotif daun kelor yang cukup rumit pengerjaannya,” ujar Caco saat ditemui di lokasi proyek, Rabu (1/10/2025) sore.

Baca juga: Pemprov Sulteng Tegaskan Proyek Masjid Raya Harus Rampung 15 November 2025

Addendum ke-9 ini berlaku hingga tanggal 15 November 2025, dan setelah tanggal tersebut tidak akan ada perpanjangan lagi.

Caco menegaskan jika pembangunan molor melewati batas waktu tersebut, kontraktor pelaksana, PT PP (Persero) Tbk, harus siap menerima denda sebesar Rp370 juta per hari keterlambatan.

“Tidak ada alasan lagi bagi kontraktor, proyek ini harus selesai tepat waktu demi menjaga kualitas sekaligus komitmen bersama,” tambahnya.

Masjid Raya Baitul Khairat yang dibangun di atas lahan seluas 4 hektar di Jalan Jaelangkara, Kecamatan Palu Barat, ini menjadi salah satu ikon megah Sulawesi Tengah.

Baca juga: Nakertrans Sigi Dukung Riset Ekspedisi Patriot 2025 di Kawasan Transmigrasi Palolo

Proyek yang dibiayai penuh oleh APBD Provinsi Sulteng ini memiliki sejumlah keunikan, seperti jam raksasa di depan kubah dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang modern.

Selain itu, area depan halaman masjid juga dipertahankan sebagai pusat kuliner, sesuai dengan rencana awal pembangunan.

Dari sisi anggaran, proyek ini mengalami penyesuaian sedikit dari Rp375 miliar menjadi Rp376 miliar, yang dinilai masih sepadan dengan hasil dan fasilitas yang akan diperoleh masyarakat.

“Semua pengerjaan aspal sudah selesai. Kini kami fokus pada penyelesaian detail-detail akhir agar masjid ini bisa segera difungsikan dengan maksimal,” pungkas Caco.

Baca juga: PLN Journalist Awards 2025 Resmi Dibuka, Enam Kategori Dilombakan, Dibuka Hingga 23 Oktober

Dengan batas waktu yang sudah jelas, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah berharap Masjid Raya Baitul Khairat dapat menjadi pusat ibadah sekaligus ikon kebanggaan masyarakat Sulteng yang memperkuat nilai keagamaan dan budaya.

Cikal Bakal: Masjid Agung Darussalam

Masjid Raya Baitul Khairaat yang berdiri saat ini merupakan pembangunan kembali di lokasi bekas masjid bersejarah, yaitu Masjid Agung Darussalam Palu.

Pembangunan Awal: Peletakan batu pertama Masjid Agung Darussalam dilakukan pada tahun 1978 dan selesai secara keseluruhan sekitar tahun 2000.

Baca juga: Kasus Malaria Meningkat, Wabup Parigi Moutong Kaitkan dengan Tambang Ilegal

Peran: Masjid ini telah lama menjadi pusat utama kegiatan keislaman, ibadah, dan peradaban umat di tingkat Kota Palu maupun Provinsi Sulawesi Tengah.

2. Peristiwa Penting: Gempa dan Tsunami 2018

Titik balik sejarah masjid ini terjadi saat bencana Gempa Bumi, Tsunami, dan Likuifaksi yang melanda Palu dan sekitarnya pada 28 September 2018.

Kerusakan Total: Masjid Agung Darussalam Palu mengalami kerusakan parah hingga total akibat guncangan gempa dan terjangan tsunami.

Simbol Kebangkitan: Meskipun rusak, masjid ini menjadi simbol kekuatan dan harapan bagi masyarakat Sulawesi Tengah untuk bangkit kembali.

3. Pembangunan Kembali dan Nama Baru

Setelah bencana, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah memutuskan untuk membangun kembali masjid ini di lokasi yang sama dengan desain baru yang lebih modern, megah, dan tahan gempa.

Pembangunan Ulang: Proses pembangunan kembali dimulai beberapa tahun setelah bencana.

Masjid baru dirancang dengan fondasi tiang pancang yang kokoh dan material yang tahan gempa.

Kapasitas: Masjid yang baru dirancang untuk menampung hingga 10.000 jemaah.

Peresmian Nama Baru: Pada 7 Februari 2025, Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, meresmikan nama baru masjid ini menjadi Masjid Raya Baitul Khairaat.

Makna Nama "Baitul Khairaat"

Pergantian nama dari Masjid Agung Darussalam menjadi Masjid Raya Baitul Khairaat memiliki makna mendalam:

Baitul: Diambil dari kata Bayt yang berarti pusat kegiatan ibadah, rumah, atau tempat melakukan aktivitas ibadah.

Khairaat: Berarti keutamaan, kebenaran, dan keadilan, serta dimaknai sebagai segala bentuk kebaikan yang dapat dilakukan oleh setiap orang tanpa memandang strata sosial.

Secara keseluruhan, nama ini diharapkan menjadikan masjid sebagai "Rumah Kebaikan" dan pusat peradaban Islam yang membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat.
 
4. Arsitektur dan Keunikan

Masjid Raya Baitul Khairaat mengusung perpaduan antara arsitektur modern dengan sentuhan budaya Kaili (Suku asli Palu), serta berbagai simbol keagamaan yang unik:

Jam Raksasa: Masjid ini memiliki jam raksasa dengan diameter besar (sekitar 19,5-20 meter) di bagian luar, yang diklaim menjadi salah satu jam masjid berdiameter terbesar di dunia.

Menara: Direncanakan memiliki dua menara dengan ketinggian tertentu (beberapa sumber menyebut 99 meter) sebagai penanda keagungan.

Baca juga: Peringati Hari Kesaktian Pancasila, PLN Salurkan Beasiswa Pendidikan untuk Lima Mahasiswa Unsrat

Ornamen: Desain eksterior dihiasi ornamen fasad daun kelor, yang merupakan simbol kearifan lokal.

Konsep Angka: Terdapat elemen arsitektur yang melambangkan angka-angka penting dalam Islam, seperti 17 kubah berbentuk mutiara (melambangkan 17 rakaat salat fardu) dan 99 profil jendela (melambangkan Asmaul Husna).(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved