Wabup Morowali Buka Asesmen Eradikasi Frambusia 2025, Target Indonesia Bebas Frambusia 2030

Laporan Wartawan Tribunpalu.com, Ismet 

TRIBUNPALU.COM, MOROWALI – Wakil Bupati Morowali, Iriane Iliyas, membuka secara resmi kegiatan Asesmen Eradikasi Frambusia Kabupaten Morowali Tahun 2025 yang digelar secara virtual, Selasa (18/11/2025).

Kegiatan ini turut dihadiri Tim Penilai/Asemen Pusat, Tim Penilai Provinsi, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Morowali, beserta staf.

Dalam sambutannya, Wabup Iriane Iliyas mengajak seluruh peserta untuk bersyukur atas terlaksananya asesmen tersebut, yang dinilai menjadi langkah penting dalam upaya pengendalian penyakit menular di daerah.

Baca juga: Belanja 2026 di KUA PPAS Banggai Turun Jadi Rp2,6 Triliun

“Kesehatan adalah pondasi utama pembangunan daerah. Tanpa masyarakat yang sehat, produktivitas dan kreativitas tidak akan tercapai,” tegas Wabup Iriane Iliyas.

Ia menjelaskan bahwa frambusia merupakan penyakit tropis menular yang masih menjadi tantangan di beberapa wilayah, khususnya pedesaan.

Wabup juga menyoroti tren positif penurunan kasus frambusia di Morowali dalam beberapa tahun terakhir. 

Menurutnya, capaian tersebut tidak terlepas dari kerja keras seluruh tenaga kesehatan di puskesmas maupun di tingkat kabupaten.

Baca juga: Helwa Bachmid Kenang Momen Pertama Bertemu Habib Bahar, Berujung Penyesalan Nikah Siri

“Namun kita tidak boleh lengah. Asesmen ini menjadi bagian dari upaya memastikan Morowali berada pada jalur yang benar menuju target nasional Indonesia Bebas Frambusia Tahun 2030,” ujarnya.

Wabup Iriane Iliyas berharap kegiatan asesmen ini dapat menghasilkan rekomendasi yang memperkuat strategi daerah dalam eliminasi frambusia serta meningkatkan sinergi lintas sektor.

Baca juga: Donggala Siap Sambut Menteri Desa, Pencanangan Tanam Jagung Jadi Prioritas

Ia juga mengapresiasi komitmen seluruh jajaran kesehatan yang terus bekerja maksimal, terutama dalam melakukan deteksi dini, edukasi masyarakat, dan respons cepat terhadap kasus di lapangan.(*)