Terkini Palu
Warga yang Tinggal di Daerah Patahan Palu Koro Akan Direlokasi oleh BNPB
Untuk meminimalisir jumlah korban di kemudian hari, pemerintah pusat melalui BNPB akan merelokasi warga yang masih bermukim di wilayah zona merah.
TRIBUNPALU.COM, PALU - Gempa bermagnitudo 7,4 SR, yang melanda Sulawesi Tengah, disusul tsunami dan likuifaksi yang melanda Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, Jumat (28/9/2018), menambah catatan baru bencana di Indonesia.
Sumber gempa tersebut sudah dipastikan akibat adanya aktivitas sesar geser Palu Koro.
Berada di sesar teraktif dan terbesar di Indonesia, pemerintah akan melakukan penataan kembali pemukiman warga.
Khususnya warga yang masih bermukin di atas patahan yang pergerakannya mencapai 35 sampai 44 milimeter per tahun itu.
• Gandeng LPSSI, Disdikbud Kota Palu Berikan Pendidikan Karakter bagi 100 Guru PAUD
Untuk meminimalisir jumlah korban di kemudian hari, pemerintah pusat melalui Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) akan merelokasi warga yang masih bermukim di wilayah zona merah.
Termasuk bangunan yang berada di atas patahan Palu Koro akan kita geser ke wilayah yang lebih aman.
"Kemungkinan radius lebih dari 10 meter, kiri kanan dan kanan area patahan, tinggal dari ATR yang melakukan pematokan," ujar Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Harmensyah, di Palu, Jumat (19/2/2019).
Harmensyah mengataman, relokasi warga ini dikakukan untuk memastikan keamanan dan keselamatan mereka
"Status bencana di Palu ini kan berulang, 40 sampai 50 tahun bisa terjadi lagi, jadi ini harus kita siapkan mitigasinya," katanya.
Menurut Harmensyah, relokasi ini berlaku baik warga yang bangunan rumahnya rusak sedang maupun rusak ringan.
"Ia tatap akan direlokasi, karena kalau terjadi lagi, warga lagi yang menjadi korban, ini harus kita siapkan," tegasnya.
• Lepaskan Jabatannya di DPR, Anang Hermansyah Ingin Kembali Fokus Ciptakan Lagu
Untuk diketahui, Sesar Palu-Koro memanjang sekitar 500 kilometer mulai dari Selat Makassar sampai Pantai Utara Teluk Bone.
Di Kota Palu, sesar melintas dari Teluk Palu masuk ke wilayah daratan.
Kemudian memotong jantung kota sampai ke Sungai Lariang di Lembah Pipikoro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
(Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)