Gempa Palu Dinyatakan sebagai Fenomena Supershear, Kecepatan Capai 4,1 Km Per Detik
Dua studi membuktikan gempa Palu, Sulawesi Tengah, yang terjadi pada 28 September 2018 merupakan peristiwa gempa supershear langka.
Mereka menggunakan citra satelit untuk memetakan patahan utama dan struktur sekunder yang terkait gempa.
Dari sini mereka menemukan gambar yang memperlihatkan bagian masalah dan sebelumnya tidak dijelaskan dengan kompleks.
Gambar itu menunjukkan guncangan meluas ke selatan dengan total jarak 180 kilometer, didorong oleh dua ketegangan utama dan langsung turun ke 30 kilometer tepat di Palu.
Garis lurus yang relatif pendek dan sangat halus tampaknya menjadi penyebab utama gempa supershear yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
"Bahkan dengan masalah tersebut, gempa dapat langsung berubah menjadi supershear dengan cepat," kata seismolog UCLA, Lingsen Meng.
Apakah bencana ini bisa terulang di Palu?
Sejujurnya, tidak ada yang dapat memastikan.
Para seismolog masih memiliki pekerjaan rumah yang banyak untuk memprediksi secara akurat ukuran getaran gempa.
Namun, gempa supershear yang terjadi di patahan Palu-Koro setidaknya akan membantu mengidentifikasi potensi bencana yang lebih akurat di masa depan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gempa Palu Resmi Dinyatakan Fenomena Supershear Langka."