Plh Rektor Universitas Negeri Manado 2016, Jamal Wiwoho Jadi Calon Tunggal Rektor UNS Solo

TRIBUNPALU.COM - Pelaksana harian (Plh) Rektor Universitas Negeri Manado tahun 2016, Jamal Wiwoho terpilih menjadi calon tunggal Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Jika Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memberikan restu, maka Jamal akan segera dilantik menjadi rektor UNS masa bakti 2019-2023 menggantikan Ravik Karsidi.

Jamal yang juga Inspektorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Irjen Dikti) Kemenristek Dikti ini menjadi calon rektor tunggal hasil dari musyarawarah dengan calon rektor lainnya, Kamis (14/2/2019).

“ Ketiga calon rektor tersebut bermusyawaraha atas inisiatif pribadi, dan hasilnya adalah Prof Jamal Wiwoho yang menjadi calon tunggal ,” kata Ketua Panitia Pemilihan Rektor UNS Solo, Sahid Teguh Widodo, Jumat (15/2/2019).

Sahid mengatakan tahapan selanjutnya adalah menggelar rapat bersama Kemenristek Dikti untuk menetapkan calon tersebut menjadi rektor.

“ Kami tentu memberikan apresiasi setinggi-tingginya karena para kandidat bisa bermusyawarah, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” ujar Sahid.

Diberitakan sebelumnya, setelah melalui proses pemilihan sidang senat tertutup, Rabu (6/2/2/10) lalu, terpilih tiga nama Calon Rektor UNS periode 2019-2023.

Tiga nama yang terpilih yaitu Jamal Wiwoho, Sutarno dan Widodo Muktiyo.

BACA JUGA:

• 28 Ribu Pelajar di Palu Bakal Terima Bantuan Program Indonesia Pintar

• Bank Aceh Syariah Salurkan Bantuan untuk Palu lewat Bank Sulteng

Jamal yang saat ini menjabat sebagai Inspektorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Irjen Dikti) Kemenristek Dikti meraup 69 suara dari 132 anggota senat UNS yang hadir.

Suara terbanyak kedua diraih Sutarno (40), dan Widodo Muktiyo mendapatkan 12 suara.

Sementara Furqon Hidayatullah memperoleh 6 suara dan 5 suara untuk Muhammad Nizam.

UNS Solo sejak November 2018 telah melakukan tahapan pemilihan rektor baru untuk masa bakti 2019-2023.

Pasalnya, Rektor UNS Solo saat ini, Ravik Karsidi akan habis masa baktinya pada 2019.

Ravik sudah tidak dapat mencalonkan diri lagi karena sudah mengabdi selama dua periode. 

(TribunPalu.com/Imam Saputro)