Mencuri Data Pribadi Pengguna, Dua Pria Pembuat Kuis Dituntut Facebook
Facebook tuntut dua pria Ukraina atas kasus pencurian data pribadi pengguna. Pelaku melalui kuis dan browser berbahaya berhasil curi data pengguna.
TRIBUNPALU.COM - Dua pelaku pembuat kuis di facebook dituntut oleh Facebook atas tuduhan pencurian data pengguna.
Dua pelaku asal Ukraina ini bernama Gleb Sluchevsky dan Andrey Gorbachov.
Kedua pria ini, disinyalir telah mencuri puluhan ribu data pengguna Facebook selama satu tahun terakhir.
Sluchevsky dan Gorbachov melalui sebuah aplikasi jahat, berhasil melakukan aksi pencurian data.
Dikutip dari KompasTekno, gugatan ini dilayangkan Facebook pada Jumat (8/3/2019) lalu.
Facebook menuduh kedua tergugat telah melanggar Undang-undang Tentang Penipuan dan Penyalahgunaan Komputer, serta mengakses data Facebook tanpa otorisasi.
Dalam dokumen gugatan yang diajukan, Facebook menuding pelaku yang telah membujuk para pengguna untuk memasang sebuah plug-in jahat pada browser mereka.
Tak tanggung-tanggung, tergugat mengoperasikan empat aplikasi web.
Dua di antaranya termasuk kuis "Supertest" dan "FQuiz" sebagai umpan agar pengguna memberikan data pribadi mereka.
• 12 Artis dan Tokoh yang Jadi Bintang Video Klip Lagu Goyang Jempol Jokowi Gaspol
Aplikasi-aplikasi kuis tersebut menggunakan fitur login Facebook dan mengklaim hanya mengumpulkan informasi secara terbatas, walau sebenarnya hal itu tidak benar-benar terjadi.
Informasi pribadi itulah yang digunakan untuk bermain kuis dan membaca karakter pengguna.
Kenyataannya, aplikasi tersebut kemudian mengarahkan pengguna untuk memasang ekstensi browser web.
Dengan memasang browser web itu akan membuka akses ke akun Facebook pengguna.
Tak hanya itu, kabarnya para pelaku pun bisa mencuri data dari akun media sosial lainnya.
Dikutip TribunPalu dari The Verge Senin (11/3/2019), aplikasi jahat tersebut menarget pengguna Facebook yang berada di wilayah Rusia dan Ukraina.
Tentu Facebook merasa dirugikan atas kasus pencurian data.
Pasalnya, Facebook mengklaim kasus ini telah merusak hubungan dan kepercayaan pengguna Facebook.
Atas kebocoran data di Rusia dan Ukraina ini, Facebook enggan disalahkan.
Facebook berdalih bahwa kebocoran data pengguna ini disebabkan oleh kelalaian pengguna yang mengikuti kuis dan memasang ekstensi browser berbahaya buatan pelaku.
• Awalnya Sepi Pembeli, Toko Donat di AS Langsung Laris Manis Berkat Mukjizat Twitter
Berbeda dengan sebelumnya, kasus serupa pernah terjadi yakni insiden Cambridge Analytica.
Facebook memberikan tanggung jawab penuh atas pencurian data yang merugikan tersebut.
Dalam gugatannya, Facebook menerangkan telah menemukan kejahatan ini melalui penyelidikan ekstensi berbahaya dan telah menangguhkan akun-akun pelaku sejak 12 Oktober 2018.
Sebagai langkah selanjutnya, Facebook menghubungi para pembuat browser untuk memastikan ekstensi tersebut dihapus.
(TribunPalu.com/Isti Tri Prasetyo)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palu/foto/bank/originals/messenger.jpg)