Tes Simulasi Boeing 737 Max Ungkap Pilot Cuma Punya Waktu 40 Detik untuk Perbaiki Sistem

Sebuah simulasi penerbangan yang mengujicobakan masalah yang dicurigai menjadi penyebab insiden Lion Air JT610 pun digelar.

Editor: Imam Saputro
Boeing
Ilustrasi pesawat Boeing 737 max 8 

TRIBUNPALU.COM - Kecelakaan dua pesawat tipe Boeing 737 Max 8 yang dialami maskapai penerbangan Lion Air dan Ethiopian Airlines dalam kurun waktu kurang dari enam bulan menjadi sorotan dunia.

Sebab, kedua insiden tersebut melibatkan dua tipe pesawat keluaran terbaru Boeing.

Penyelidikan atas penyebab kecelakaan yang menewaskan ratusan orang tersebut terus dilakukan.

Sebuah simulasi penerbangan yang mengujicobakan masalah yang dicurigai menjadi penyebab insiden Lion Air JT610 pun digelar.

Dalam simulasi tersebut, terungkap pilot hanya punya waktu kurang dari 40 detik untuk membatalkan sistem pesawat yang mengalami malfungsi, menurut laporan New York Times dikutip dari laman cnn.com.

namun

Ilustrasi pesawat Lion Air
Ilustrasi pesawat Lion Air (Instagram/lionairgroup)

Lion Air JT610 jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober 2018 dan menewaskan 189 penumpang dan kru.

Pemerintah Indonesia meyakini adanya kegagalan sensor kemungkinan memicu sistem perangkat lunak otomatis yang dirancang mencegah pesawat dari 'stall.'

Akan tetapi, sistem tersebut malah membuat pesawat menukik tajam saat pilot berupaya untuk membatalkannya.

Selama tes terbaru, pilot simulator mendapati mereka hanya memiliki waktu beberapa detik untuk mematikan sistem dan mencegah pesawat 'nosediving' atau menukik tajam, ungkap NYT.

Hal ini dikutip dari dua orang pilot simulator yang tak disebutkan namanya.

Sistem yang dikenal dengan MCAS tersebut, dirancang dan dimaksudkan untuk meminimalisir error atau kesalahan.

Ilustrasi pesawat Ethiopian Airlines.
Ilustrasi pesawat Ethiopian Airlines. (enca.com)

"Mereka yang terlibat dalam percobaan belum sepenuhnya memahami betapa kuatnya sistem tersebut sampai mereka mencoba simulator pesawat Boeing 737 Max," ungkap laporan New York Times.

Sabtu (23/3/2019) lalu, beberapa pilot dan otoritas pelatihan dari Southwest Airlines, American Airlines, dan United Airlines bertemu dengan perwakilan dari Boeing untuk meninjau ulang perangkat lunak terbaru untuk pesawat 737 Max di area Seattle, sejumlah sumber maskapai mengatakan kepada CNN pada Senin (25/3/2019).

Perangkat lunak yang sudah diperbarui tersebut dimaksudkan untuk mengurangi peluang yang memicu sistem MCAS.

Pilot pun menjalankan simulasi penerbangan dengan menggunakan perangkat lunak terbaru dan ter-update tersebut.

Masing-masing penerbangan dapat mendarat dengan selamat.

MCAS merupakan fokus utama pada investigasi jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 milik Lion Air JT610 dan Ethiopian Airlines ET302 yang naas pada 10 Maret 2019 yang menewaskan 157 penumpang dan kru.

Kedua pesawat tersebut sama-sama jatuh beberapa menit setelah lepas landas.

Dalam kedua kasus insiden ini, para pilot melaporkan sejumlah masalah selama beberapa menit penerbangan.

Pilot yang beralih ke pesawat Boeing 737 Max 8 dari model 737 lama diberi kursus online swa-administrasi pendek yang tidak menyebutkan sistem baru tersebut, kata juru bicara serikat pekerja pilot untuk dua operator maskapai Amerika kepada CNN.

Selama menit-menit terakhir penerbangan Lion Air JT610, pilot berupaya keras mencari cara untuk menghentikan pesawat agar tidak menukik tajam, menurut laporan hasil rekaman data kotak hitam yang diungkap Reuters.

Pemerintahan Trump sudah 'mengandangkan' semua pesawat Boeing 737 Max, tiga hari setelah jatuhnya Ethiopian Airlines ET302, dan setelah seluruh dunia melakukan hal yang sama.

Dalam sebuah pernyataan hari Minggu (24/3/2019), Boeing menyebut pertemuan akhir pekan itu sebagai "sesi produktif" dan mengatakan bahwa pihaknya telah mengundang lebih dari 200 pilot dan teknisi, serta regulator, ke sesi informasi di fasilitas produksi perusahaan di Renton, Washington, pada hari Rabu (27/3/2019).

"Ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk berbagi rincian lebih lanjut tentang rencana kami untuk mendukung kembalinya operasi pesawat 737 MAX yang aman ke layanan komersial," kata Boeing.

(TribunPalu.com/Rizki A. Tiara)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved