Alasan Retno Marsudi Mengaku Tak Menyangka Dipilih Jokowi Jadi Menlu Wanita Pertama di Indonesia

Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, mengaku tidak menyangka saat dirinya ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menlu.

TRIBUN/DANY PERMANA
Menteri Luar Negeri Retno Priansari Masudi di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10/2014). 

TRIBUNPALU.COM - Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Lestari Priansari Marsudi, mengaku tidak menyangka saat dirinya ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Menlu.

Hal itu diungkapkan Retno Marsudi saat bertemu pasangan selebriti Indonesia, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.

Dikutip dari kanal YouTube Rans Entertainment yang diunggah Senin (1/4/2019), Retno Marsudi mengaku sudah menjadi duta besar saat usianya 42 tahun.

Retno Marsudi juga menjadi Menlu perempuan pertama di Indonesia.

"Tapi nyangka enggak waktu itu pak Jokowi menunjuk ibu jadi Menlu, gimana itu?" tanya Raffi Ahmad.

"Enggak nyangka banget," jawab Retno Marsudi.

"Enggak nyangkanya pakai banget ya bu?," tanya Nagita Slavina.

Retno Marsudi kemudian menjelaskan alasan dirinya tidak menduga bakal dipilih menjadi Menlu.

Retno Marsudi menjelaskan saat itu dirinya memiliki tugas sebagai duta besar di Belanda.

"Kenapa pada saat itu enggak nyangka banget, karena pada saat itu posisi aku ada di Belanda jadi duta besar," ucap Retno Marsudi.

"Masih inget banget, waktu itu menjelang magrib posisi mau pulang ke rumah ditelepon, mbak bapak (Jokowi) pesen pulang cari tiket, enggak usah tanya, enggak usah apa apa, pokoknya cari tiket, oke cari tiket, enggak usah tanya ke siapa-siapa," jelas Retno Marsudi.

Nagita Slavina kemudian bertanya bagaimana perasaan Retno Marsudi saat itu yang tiba-tiba diminta pulang ke Indonesia.

"Waktu itu deg-degan kebayangnya apa," tanya Nagita Slavina.

Retno Marsudi mengaku saat itu dirinya tidak berasumsi apapun.

Retno Marsudi kemudian langsung pulang ke Indonesia untuk bertemu Presiden Jokowi.

"Enggak berani asumsi apa-apa, sampai di sini laporan sudah sampai, lalu dipanggil Pak Jokowi sampai tengah malam, ngobrol sama bapak soal politik luar negeri," jelas Retno Marsudi.

"Kalau ditanya mengira atau enggak, enggak mengira banget karena karena aku ada di Belanda," tambah Retno Marsudi.

Seperti yang diketahui, Retno Marsudi didaulat sebagai Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Kerja Jokowi dan Jusuf Kalla.

Penetapan ini diumumkan Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2014).

Retno Marsudi lahir di Semarang pada 27 November 1962.

Retno Marsudi menjadi Menlu perempuan pertama yang dimiliki Indonesia.

Retno Marsudi merupakan alumni jurusan Ilmu Hubungan Internasional UGM angkatan 1981.

Retno Marsudi merupakan satu di antara diplomat senior yang dimiliki Indonesia.

Retno Marsudi mulai menapaki karier diplomatnya pada tahun 1986.

Pada 1997, Retno Marsudi menjabat sebagai sekretaris satu bidang ekonomi di Kedutaan Besar Indonesia di Belanda.

Di sana, Retno Marsudi menjabat hingga 2001.

Selanjutnya, Retno Marsudi dipercaya menjadi Direktur Eropa dan Amerika.

Pada 2003, Retno Marsudi mendapatkan promosi menjadi Direktur Eropa Barat.

Selang dua tahun kemudian, Retno Marsudi menjadi Dubes RI di Norwegia dan Islandia.

Selanjutnya, Retno Marsudi dipercaya menjadi Direktur Jenderal Amerika dan Eropa.

Bagi Retno Marsudi, dunia diplomasi sangatlah menarik dan dinamis.

Banyak penghargaan yang telah diterima oleh Retno Marsudi, di antaranya adalah penghargaan tertinggi warga sipil dari Pemerintah Peru.

Penghargaan tersebut diberikan saat pertemuan bilateral dengan Menlu Peru, Néstor Francisco Popolizio Bardales, di Torre Tagle (23/05/2018).

Dikutip TribunPalu.com dari Tribunnews.com, Retno Marsudi menerima penghargaan El Sol del Peru atau The Sun of Peru, dengan peringkat Grand Cross dari Pemerintah Peru.

Pemerintah Peru mengganjar penghargaan kepada Retno Marsudi atas upayanya memajukan hubungan dan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Peru.

Saat menjabat Dirjen Amerika dan Eropa, Retno Marsudi diketahui mengambil langkah untuk meningkatkan kerja sama bilateral Indonesia-Peru, termasuk membentuk mekanisme dialog bilateral kedua negara.

Retno Marsudi juga menerima anugerah sebagai agen perubahan dari UN Women and Global Partnership Forum dfi markas PBB, New York, Amerika Serikat.

Dikutip TribunPalu.com dari tayangan acara Kompas Siang yang diunggah di kanal Youtube KOMPASTV pada 21 September 2017, penghargaan ini menjadi pengakuan terobosan Indonesia terkait penanganan berbagai isu global melalui diplomasi kemanusiaan dan perdamaian.

Tidak hanya soal terobosan diplomasi, anugerah ini juga mengapresiasi upaya Indonesia memajukan pembangunan berkelanjutan.

Salah satu yang juga menjadi sorotan, tentu saja peran Indonesia dalam diplomasi damai terkait konflik Rohingya di Myanmar.

(TribunPalu.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved