6 Hal yang Bisa Dilakukan Orangtua Saat Ketahui Anak Lakukan Tindakan Bullying
Saat anak melakukan bullying di sekolah, tentu hal ini membuat para orangtua, baik ayah atau ibu khawatir dan resah.
TRIBUNPALU.COM - Saat anak melakukan bullying di sekolah, tentu hal ini membuat para orangtua, baik ayah atau ibu khawatir dan resah.
Seringkali, orangtua malah melakukan denial alias pengingkaran, berpikir sang anak tidak mungkin melakukan tindakan bullying di sekolah.
Padahal, bullying baik secara verbal maupun non-verbal, menindas anak-anak lain sudah banyak dilakukan oleh anak-anak masa kini.
Ketika mendapat laporan sang anak melakukan bullying di sekolah atau tempat lain, sebaiknya orangtua memberikan edukasi sejak dini terhadap Si Kecil mengenai dampak bullying.
Mengutip dari laman verywellfamily.com berikut beberapa hal yang bisa para orangtua lakukan jika mengetahui Si Kecil melakukan bullying di lingkungannya.
1. Segera bicarakan dengan anak.
Setelah orangtua mengetahui apa yang menjadi keluhan sekolah terhadap perilaku menindas yang dilakukan anak, jangan langsung memarahinya.
Biarkan anak memiliki rasa takut sedikit karena orangtuanya sudah mengetahui perilaku buruknya tersebut.
2. Cari penyebabnya.
Cari cara agar orangtua bisa mendapatkan jawaban yang jelas mengenai tindakan bullying dari Si Kecil.
Sebagai contoh, jika anak mengatakan menindas orang lain bisa menaikkan pamornya di sekolah, cobalah berikan pengertian.
Orangtua pun bisa memberikan pandangan pentingnya persahabatan dan toleransi yang besar dalam lingkungan.
Sehingga anak lebih memiliki jiwa untuk mencari teman dan dikenal baik dibandingkan dikenal karena berperilaku buruk.
3. Tekankan bahwa bullying adalah pilihan (yang bisa dihindari).
Berikan pandangan kepada anak bahwa tidak ada alasan yang logis untuk melakukan sebuah penindasan terhadap sesama.
Bullying merupakan sesuatu yang direncanakan, bukan secara tidak sengaja, jadi tidak ada alasan mereka untuk mengelak.
Beritahu anak kalau semua hal bisa dibicarakan dengan cara baik-baik.
Pastikan pula anak tahu, ketika ingin melakukan bullying mereka harus bisa menerima konsekuensi dari lingkungan.
Mereka juga perlu belajar bertanggungjawab jika sudah melakukan perilaku buruk tersebut.
Hal ini bisa memberikan efek jera dan takut menindas teman jika mengingat ada konsekuensi yang menunggu mereka nantinya.
4. Berikan hukuman yang logis.
Jika anak melakukan penindasan melalui komputer, ponsel, dan sosial media, orangtua bisa mengambil semua alat elektronik yang bisa menghubungkan mereka dengan lingkungannya.
Tidak perlu waktu lama, beberapa minggu juga sudah cukup membuat si anak berpikir tentang dampak perbuatan bullying-nya.
Sama halnya juga ketika anak melakukan penindasan karena mereka merasa statusnya tinggi dalam kelompok di sekolah.
Bekerja sama dengan sekolah adalah pilihan yang baik, orangtua bisa meminta tolong sekolah untuk membubarkan kelompok tertentu agar tidak ada lagi rasa arogansi dalam dirinya.
Jika sikap ini datang dari pergaulan di luar sekolah, orangtua bisa melarang anak untuk sementara tidak menemui teman-temannya di luar sekolah sebagai hukuman.
5. Ambil fasilitas yang sudah diberikan.
Mungkin hal ini biasa terjadi dengan anak-anak yang merasa sombong karena fasilitas yang dimilikinya sehingga mengganggap bahwa orang lain tidak sejajar dengannya.
Orangtua bisa menyita segala hal yang membuat si anak merasa memiliki fasilitas lebih, seperti alat elektronik, kendaraan pribadi, hingga larangan untuk menghadiri pesta di luar sekolah.
Hal ini bisa mengajarkan anak bahwa intimidasi bukanlah hal yang bisa ditoleransi.
6. Tanamkan empati pada anak sejak dini
Orangtua harus berbicara pada anak tentang pentingnya menjaga perasaan orang lain.
Posisikan jika mereka menjadi pihak yang ditindas oleh orang lain.
Berikan kondisi dan contoh-contoh emosional untuk membangkitkan rasa empati dalam diri mereka.
Hal ini juga dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak sekaligus mencegah bullying di masa mendatang.
Artikel ini telah tayang di nakita.grid.id dengan judul "Pertolongan Pertama untuk Moms Ketika Tahu Si Kecil Melakukan Bullying"