5 Hal Seputar Teror Ledakan Bom di Sri Lanka, Termasuk 1 Pelaku yang Sempat Antre Sarapan
Minggu (21/4/2019) bertepatan dengan perayaan paskah, serangkaian bom meledak di sejumlah hotel dan gereja di Sri Lanka.
Pemerintah Jepang juga mengklaim ada satu warganya yang menjadi korban tewas dalam teror bom di Sri Lanka.
Sementara itu, miliarder Denmark Anders Holch Polvsen kehilangan tiga dari empat anaknya dalam serangan teror di Sri Lanka.
Keluarga Povlsen sedang mengunjungi Sri Lanka untuk merayakan liburan Paskah.
Nama-nama ketiga anak Povlsen sejauh ini belum dipublikasikan. "Sayang sekali kami bisa mengkonfirmasi hal itu (kematian tiga anak Povlsen)," kata seorang juru bicara Bestseller, merek fesyen internasional milik Polvsen.
"Kami meminta Anda menghormati privasi keluarga dan kami tak memiliki komentar lain," tambah sang juru bicara kepada BBC.
Selain merupakan pemilik Bestseller, Povlsen juga menjadi pemegang saham terbesar ASOS (AsSeenOnScreen).
ASOS adalah pengecer pakaian dan kosmetika terbesar di Inggris yang mempekerjakan tak kurang dari 3.000 orang.
Tak hanya itu, pria terkaya di Denmark ini juga memiliki banyak properti di Skotlandia.
Di sana, Povlsen memiliki puluhan properti termasuk Kastil Aldourie yang terletak tak jauh dari Loch Ness.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Denmark, Senin (22/4/2019) bahwa tiga warga negaranya tewas dalam pengeboman itu.
2. Ada 24 orang yang ditahan polisi.
Hingga Selasa (23/4/2019), belum ada pihak yang jelas-jelas mengaku bertanggung jawab terhadap serangan teror, mengutip laman Kompas.com.
Namun laporan AFP menyebut pihak berwenang setempat telah menahan sebanyak 24 orang.
Tim penyelidik juga sedang mencari tahu kemungkinan adanya jaringan luar negeri dalam aksi teror ini.
Sebuah laporan intelijen yang diterima menteri luar negeri Sri Lanka menunjukkan adanya rencana serangan itu 10 hari sebelum kejadian dan menyebut kelompok National Thowheeth Jamaath (NTJ) yang mendukung ISIS.