Kementan Lepas Ekspor 151,2 Ton Olahan Getah Pinus Sulteng ke Tiongkok
Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) melepas ekspor 151,2 ton olahan getah pinus ke Tiongkok.
TRIBUNPALU.COM - Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) melepas ekspor 151,2 ton olahan getah pinus ke Tiongkok.
Getah pinus berupa gum rosin senilai Rp. 2,7 miliar ini akan diekspor ke Tiongkok.
Getah yang bahan bakunya berasal dari pelbagai daerah di Sulawesi ini ialah milik PT Hongtai Internasional.
Kepala Barantan, Ali Jamil mengatakan, sebagai komoditas wajib periksa karantina sesuai persyaratan mitra dagang.
"Kami siap lakukan jaminan dan percepatan layanan," katanya saat melepas ekspor di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kelurahan Baiya, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (28/4/2019).
Getah pinus kata dia, merupakan produk pertanian Sulawesi Tengah yang sudah di minati di mancanegara.

Pasalnya, getah pinus sendiri mempunyai nilai ekonomi yang sangat potensial.
Umumnya kata dia, getah pinus banyak diolah untuk keperluan produk kesehatan dan industri.
Seperti bahan pembuatan cat, plastik dan lainnya.
"Barantan sebagai trade fasilitator akan terus lakukan penguatan sistem perkarantinaan dan harmonisasi protokol karantina untuk membuka akses pasar produk pertanian," jelas Jamil.
Kata Jamil, banyak peluang emas produk pertanian yang harus di optimalkan dengan kolaborasi pemerintah pusat dan daerah.
Karena koordinasi dengan pemerintah daerah diseluruh lokasi Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian merupakan salah satu upaya untuk mendorong potensi ekspor di daerah.
"Jika tidak, peluang ini akan diambil negara produsen lain," tegasnya.
Selain olahan getah pinus milik PT Hongtai Internasional, Barantan juga melepas ekspor biji kakao sebanyak 1.100 ton senilai 31 Miliar milik PT Olam Indonesia dengan tujuan Malaysia.
Untuk diketahui, selain olahan getah pinus, Sulteng memikiki produk pertanian unggulan ekspor lainnya.
Seperti biji kakao, jagung, kayu eboni, kayu olahan, dan sarang burung walet.
(Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)