Sebut Banjir pada Masanya Tak Separah Era Ahok, Anies Baswedan Siapkan 3 Strategi untuk Atasi Banjir

Selain siapkan 3 strategi untuk atasi banjir, Anies Baswedan: banjir pada era kepemimpinannya tidak separah masa mantan gubernur terdahulu, Ahok.

Tribun Wow/ Kolase
Ditanyai terkait banjir, Anies Baswedan mengaku banjir pada masanya tak separah era kepemimpinan Ahok. Ia juga menyiapkan tiga strategi untuk atasi banjir DKI. 

TRIBUNPALU.COM - Banjir agaknya masih menjadi momok yang menghantui bagi Ibu Kota Jakarta.

Sebab, Jakarta belum juga menemukan solusi untuk terhindari dari masalah banjir.

Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan pernyataan terkait banjir di era kepimpinannya.

Menurut Anies Baswedan, banjir di era gubernur sebelumnya lebih parah dibandingkan banjir yang terjadi beberapa pekan terakhir.

Dikutip TribunPalu.com dari Kompas.com, hal tersebut disinggung oleh Anies Baswedan ketika ditanya mengenai tanggapan mantan Gubernur Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok perihal banjir.

Sebelumnya, ia mengucapkan terima kasih atas kinerja petugas terdahulu.

"Nah, saya terima kasih semua orang yang pernah bertugas di Jakarta, termasuk Pak Basuki pasti berpengalaman terkait banjir," ujar Anies Baswedan di Jakarta Pusat, Kamis (2/5/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.

Setelah mengucapkan terima kasih, ia pun membandingkan kondisi banjir yang terjadi di era kepimpinannya dan masa Ahok.

"Apalagi Pak Basuki, karena yang kemarin itu bukan apa-apanya dibanding banjir yang pernah dialami Pak Basuki," lanjutnya.

Anies Baswedan Stop Kebijakan PBB Gratis, Ernest Prakasa Ungkap Perasaannya untuk Gubernur DKI

Lebih lanjut, Anies Baswedan mengatakan, pada banjir kali ini, hanya 1.600 orang yang mengungsi.

Sementara, menurut Anies Baswedan, banjir yang terjadi di tahun 2015 atau era kepemimpinan Ahok, jumlah pengungsi mencapai 200.000 jiwa.

"Jadi, beliau memang pernah mengalami situasi yang sangat sulit dibandingkan dengan apa yang saya alami kemarin. Hanya 1.600 orang yang mengungsi. Pada waktu beliau yang bertugas, sampai 200.000 lebih orang yang harus mengungsi," kata Anies Baswedan.

Menurut Anies Baswedan, saat ini hanya wilayah di bantaran sungai yang tergenang.

Setelah ditanya lebih lanjut bagaimana kondisi banjir di era Ahok, Anies Baswedan menolak menjawab.

"Anda cek data saja, jangan ke saya dong. Tugas jurnalis. Masa jurnalis cari di narasumber, cukup ya," tutur Anies Baswedan.

Sebelumnya, tepatnya tiga hari yang lalu, Anies Baswedan juga menyampaikan hal serupa.

Ia meyakini dampak banjir kali ini tak separah 2015.

"Coba bayangkan tahun 2015 ada 230.000 orang mengungsi, kemarin 1.600 orang, kenapa terjadi? Karena volume air dari hulu tidak dikendalikan. Jadi kalau dibandingkan (2019), sangat kecil dibandingkan dengan 2015," ucap Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2019).

Anies Baswedan juga menilai bahwa pada tahun ini banjir lebih cepat mengalami penyurutan, sehingga warga bisa segera kembali ke rumah masing-masing.

Mengenai upaya penanganan banjir, Anies Baswedan juga menyatakan memiliki tiga strategi yang akan dilakukan.

Strategi pertama, penyelesaian permasalahan di hulu yang dianggap sebagai sumber banjir.

"Itu solusinya dengan membangun lebih banyak kolam-kolam retensi, waduk, dam. Sehingga air dari hulu bergerak ke Jakarta secara lebih terkontrol," kata Anies Baswedan di Monas, Jakarta Pusat.

Bagaimana Nasib Proyek Infrastruktur Rp 571 Triliun Anies Baswedan Jika Ibu Kota Pindah?

Kedua, meneruskan pembangunan tanggul pantai di pesisir Jakarta untuk menahan banjir rob.

"Sebab yang kedua adalah meningkatnya permukaan air laut, karena itu juga penyebab banjir," ujarnya.

Terakhir, menurut Anies Baswedan banjir bisa ditangani dengan membangun sumur resapan atau drainase vertikal.

Tujuannya, supaya air hujan ditabung alih-alih dialirkan ke kali dan menggenang.

"Di situ kita bangun program drainase vertikal untuk tanah-tanah yang bisa menyerap air dengan baik," kata Anies Baswedan.

Beberapa hari terakhir, sejumlah wilayah di DKI Jakarta terendam banjir akibat luapan Kali Ciliwung, Kali Krukut, Kali Angke, Kali Pesanggrahan, dan Kali Cipinang,

Kali-kali tersebut meluap karena tingginya curah hujan di daerah Bogor, Tangerang, dan Jakarta sehingga menyebabkan banjir di daerah yang dilewati aliran kali-kali tersebut.

(TribunPalu.com/Isti Prasetya)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved