Terkini Internasional
Ada Siswa Beribadah di Tempat Parkir, Sekolah di Inggris Tuai Kritikan Publik
Sebuah sekolah di London, Inggris menuai kecaman publik setelah 'membiarkan' siswanya yang beragama Islam beribadah di tempat parkir.
TRIBUNPALU.COM - Sebuah sekolah di London, Inggris menuai kecaman publik setelah 'membiarkan' siswanya yang beragama Islam beribadah di tempat parkir.
Mengutip laman metro.co.uk, siswa-siswa Muslim di Loxford School, Ilford, London timur diduga 'terpaksa' beribadah di luar ruangan selama bulan Ramadan.
Sebab, pihak sekolah tidak cukup mengakomodir ibadah siang hari bagi para siswa Muslim.
Loxford School memiliki lebih dari 2.000 siswa dan lembaga siswa Muslim yang cukup besar.
Saat ini, sekolah tersebut memperbolehkan Muslim untuk beribadah salat Jumat di dalam, tetapi tidak menyediakan ruangan khusus ibadah siang hari pada Senin hingga Kamis.
• Kumpulan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H, Cocok untuk Ucapan di Medsos
Kepala sekolah Loxford School, Anita Johnson mendapatkan sejumlah kritikan setelah sebuah foto anak-anak bersembahyang di tempat parkir beredar di media sosial.
Namun, pihak sekolah bersikukuh tidak mengarahkan siswanya untuk beribadah di luar.

Hampir 14.000 orang telah menandatangani petisi yang menuntut Anita Johnson untuk mengkajiulang kebijakan sekolah yang 'tak dapat diterima itu.'
Beberapa orang bahkan menuduh pihak sekolah telah mengekang kebebasan beragama dan hak untuk beribadah para siswanya.
Sementara itu, Alimul Al-raze, ketua Loxford Muslim Society mengatakan ia telah melihat siswa-siswa datang buru-buru ke masjid sekitar untuk melaksanakan salat saat jam makan siang.
Ia mengatakan, "Kami melihat beberapa siswa di jalanan bergegas untuk menjalankan ibadah saat jam makan siang."
• Brenton Tarrant, Pelaku Teror Penembakan Masjid di Selandia Baru Dikenai Pasal Terorisme
"Mereka terlihat begitu terburu-buru dan tertekan karena harus pergi ke masjid yang berjarak sekitar lima hingga 10 menit jauhnya, dan harus kembali lagi (ke sekolah)."
"Terkadang, mereka tidak bisa menunaikan ibadahnya dengan lengkap."
"Beberapa siswa bahkan datang dan bergabung dengan kami pada hari Jumat karena tidak ada ruangan yang cukup di sana (sekolah)."
Dalam sebuah pernyataan, Loxford School mengatakan pihaknya sudah memperbolehkan siswanya untuk beribadah di masjid setempat dan kini akan mempertimbangkan 'peraturan' baru untuk ibadah siang hari pada hari Senin hingga Kamis.
Juru bicara sekolah mengatakan, "Loxford School telah memfasilitasi ibadah di sekolah sejak kepala sekolah yang sekarang ini memegang jabatannya."
"Fasilitas ibadah ini juga didukung oleh banyak staf."
Juru bicara tersebut juga mengatakan, "Fasilitas disediakan di gedung sekolah pada hari Jumat dan sebagian dari tinjauan kami akan mempertimbangkan pengaturan untuk ibadah Senin hingga Kamis."
Ia menambahkan, "Siswa tidak pernah diarahkan untuk beribadah di luar. Sebagai sekolah yang terbuka dan beragam, kami menangani masalah kesejahteraan (siswa dan staf) dengan sangat serius."
"Siswa juga sudah mendapatkan pilihan untuk menghadiri tempat ibadah setempat selama waktu makan siang dengan persetujuan orang tua mereka."
"Kami sedang meninjau kembali pengaturan ini dan tentu saja akan mencari pandangan dari dewan sekolah, siswa, guru, orangtua, dan masyarakat ke depannya serta bekerja dengan tim masyarakat setempat dan Imam Ajmal Masroor."
"Kami akan mengusahakan untuk membuka ruang beribadah bagi semua siswa setelah tengah semester bulan Mei ini."
Para siswa, staf, dan komunitas Loxford School telah bekerjasama untuk menciptakan sekolah yang luar biasa dengan tradisi inklusi yang membanggakan keberagaman dalam komunitas masyarakatnya.
Hal ini pun dibanggakan oleh pimpinan Redbridge Council, Anggota Dewan Jas Athwal.
• Zulkifli Hasan Pastikan PAN Menerima Keputusan Jokowi Menangkan Pilpres 2019
Jas Athwal mengatakan, dirinya puas melihat Loxford School telah membuat serangkaian pengaturan yang sesuai untuk memberikan kelonggaran baik dalam bentuk ruang maupun waktu kepada siswa dan stafnya untuk beribadah.
Dia berkata, "Kami saat ini bekerja dengan pihak sekolah untuk mencari cara di mana sekolah dapat lebih meningkatkan pengaturan dan kebijakan untuk beribadah ini."
"Untuk mendukung sistem pendidikan di seluruh wilayah, kami akan menyusun ringkasan tentang peluang dan pilihan untuk beribadah dan refleksi diri di setiap sekolah."
"Saya menyadari bahwa ini akan bervariasi sesuai dengan lokasi, jadwal, pengaturan dan kapasitas staf masing-masing sekolah."
"Namun, kami tahu bahwa sekolah kami berkomitmen untuk mendukung para siswa dan stafnya agar dapat memiliki waktu dan ruang untuk beribadah, serta ingin membuat pengaturan tersebut seefektif dan setepat mungkin."
(TribunPalu.com/Rizki A. Tiara)