Bali, Provinsi Pertama yang Keluarkan Pergub tentang Bulan Bung Karno
Bali menjadi provinsi pertama di Indonesia yang memiliki payung hukum terkait pelaksanaan peringatan Bulan Bung Karno.
TRIBUNPALU.COM - Bali menjadi provinsi pertama di Indonesia yang memiliki payung hukum terkait pelaksanaan peringatan Bulan Bung Karno seiring dengan diterbitkan Peraturan Gubernur Nomor 19 Tahun 2019.
"Bulan Juni memang bulan yang penuh dengan tonggak-tonggak sejarah yang terkait dengan Bung Karno, Pancasila, dasar dan ideologi negara yang dirumuskan pertama kalinya oleh Bung Karno pada 1 Juni 1945. Kemudian pada 6 Juni adalah Hari Lahir Bung Karno dan pada 21 Juni adalah Hari Wafat Bung Karno," kata Gubernur Bali, I Wayan Koster, di Denpasar, Kamis (20/6/2019).
Koster menambahkan, peringatan Bulan Bung Karno punya makna penting, mengingat segala jasa Putra Sang Fajar ini sebagai tokoh sentral dalam perjalanan sejarah Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
• Pemprov DKI Jakarta Terima Keuntungan Rp 100 Milliar dari Perusahaan Pembuat Bir
Terkait dengan Pergub 19/2019 tentang Bulan Bung Karno di Provinsi Bali itu, telah ditandatangani oleh Gubernur Wayan Koster pada 18 Juni 2019. Dengan adanya payung hukum tersebut, peringatan Bulan Bung Karno bisa dilaksanakan secara permanen dan berkelanjutan di Pulau Dewata.
Sebelumnya telah dilaksanakan acara peringatan 1 Juni 2019 sebagai Peringatan 74 Tahun Hari Lahir Pancasila, 6 Juni 2019 sebagai Peringatan 118 Tahun Hari Lahir Bung Karno. Rangkaian Bulan Bung Karno dilanjutkan dengan peringatan mengenang 49 tahun wafatnya Sang Proklamator tersebut pada 21 Juni 2019.
Acara peringatan wafatnya Sang Proklamator akan dipusatkan di Gedung Natya Mandala Kampus ISI Denpasar dengan berbagai kegiatan pada Jumat (21/6/2019) sore, di antaranya pemutaran film dokumenter terkait perjuangan Bung Karno serta gelar seni pertunjukan kolaborasi nusantara garapan para seniman muda ISI Denpasar.
Turut pula hadir berbagai organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat serta tokoh lintas agama.
"Tujuan penyelenggaraan Bulan Bung Karno adalah membangun memori kolektif terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa, sebagai dasar NKRI dalam kehidupan masyarakat Bali dalam berbangsa dan bernegara," katanya pula.
• Ketua KPU Jamin Data Situng Tak Terganggu meski Diserang Peretas
Selain itu, Bulan Bung Karno juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat Bali terutama generasi muda tentang sejarah, filosofi, dan nilai-nilai Pancasila.
Sekaligus menggelorakan kembali semangat dan pemikiran Bung Karno.
Peringatan tersebut juga dimaksudkan untuk memperkuat institusionalisasi nilai-nilai lokal kearifan dengan Pancasila sesuai masyarakat Bali.
"Keseluruhan rangkaian kegiatan ini sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, dengan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi, seni, dan budaya Bali," ujar Koster.
Menurutnya, harus diresapi pula bahwa prinsip Trisakti Bung Karno, yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan merupakan nilai-nilai yang sudah sepantasnya diteladani warga Bali.
• Jadwal, Preview, dan Prediksi Pertandingan Grup C Copa America 2019, Uruguay Vs Jepang
Darah Bali Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia tersebut, menurut Koster, membuat masyarakat Bali punya ikatan emosional dengan Bung Karno.
“Bung Karno memanglah seorang keturunan pejuang Bali. Ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai merupakan keponakan Raja Singaraja terakhir sebelum dipersunting Raden Soekemi Sosrodiharjo, seorang guru dari Pulau Jawa," ujarnya pula.