Breaking News

Bulu Tangkis

Lee Chong Wei Pensiun: Ranking di BWF Dihapus sampai jadi CdM Malaysia

Setelah Lee Chong Wei pensiun, ranking di BWF Minggu ini telah dihapus, Lee kini ditunjuk sebagai Cdm Malaysia Olimpiade Tokyo 2020

Penulis: Imam Saputro |
BADMINTONPHOTO
Lee Chong Wei pensiun 13 Juni 2019 

Setelah Lee Chong Wei pensiun, ranking di BWF Minggu ini telah dihapus, Lee kini ditunjuk sebagai Cdm Malaysia Olimpiade Tokyo 2020

TRIBUNPALU.COM -  Pebulutangkis Malaysia, Lee Chong Wei memutuskan untuk gantung raket pada Kamis 13 Juni 2019.

Lee Chong Wei memutuskan pensiun lantaran penyakit kanker hidung yang dideritanya.

Meski sudah melakukan perawatan di Taiwan dan kembali ke Malaysia pada Oktober tahun lalu, Lee Chong Wei belum mendapatkan izin dari dokter yang menanganinya untuk melanjutkan latihan.

Setelah mendapatkan hasil kontrol medis pada April lalu, Lee Chong Wei akhirnya sampai pada keputusan untuk pensiun.

Hal tersebut dilakukan karena dokter yang menanganinya tidak menyarankan Lee Chong Wei untuk kembali berlatih dan bermain bulu tangkis untuk meminimalisasi risiko kambuhnya kanker hidung yang dia alami.

Tiket Presale Indonesia Open 2019 Tidak Direstock Lagi, Berikut Jadwal Jam Buka Tiket Box di Istora

Ranking di BWF dihapus

Tak berapa lama setelah Lee gantung raket, Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/ BWF) merilis daftar peringkat baru pada Selasa (18/6/2019).

Nama dan peringkat Lee Chong Wei minggu ini resmi dihapus oleh BWF.

Sebelum memutuskan gantung raket, Lee berada di peringkat ke-190 dunia.

Selama 19 tahun karier bulu tangkisnya, Lee Chong Wei telah meraih 69 gelar juara.

Lee Chong Wei juga pernah menjadi pebulu tangkis tunggal putra nomor 1 dunia selama 348 minggu.

Bahkan, Lee Chong Wei pernah mempertahankan peringkat 1 dunia selama 199 minggu berturut-turut dalam kurun waktu 2008 hingga 2012.

Lee Chong Wei berhasil meraih 46 gelar Super Series, 12 gelar Malaysia Open, 4 gelar All England, 3 medali perak Olimpiade, 2 gelar Kejuaraan Asia, dan 3 medali perak Kejuaraan Dunia.

Sepanjang kariernya, Lee Chong Wei tercatat memiliki 705 kemenangan dan 134 kekalahan.

Setelah pensiunnya Lee Chong Wei, Malaysia kini bertumpu pada pemain muda di nomor tunggal putra.

Lee Zii Jia menjadi pebulu tangkis tunggal putra Malaysia dengan peringkat tertinggi, yakni peringkat ke-18 dunia.

Jadi CDM Malaysia di Olimpiade Tokyo 2020

Legenda bulu tangkis Malaysia, Lee Chong Wei, secara resmi sudah menerima tawaran sebagai Chef de Mission (CdM) atau kepala delegasi kontingen Negeri Jiran untuk Olimpiade Tokyo 2020.

Presiden Dewan Olimpiade Malaysia (OCM) Mohamad Norza Zakaria telah mengonfirmasi pada Sabtu (15/6/2019) bahwa Lee Chong Wei telah ditunjuk sebagai chef de mission (CDM) untuk Malaysia pada Olimpiade Tokyo 2020.

Lee akan mendampingi kontingen Malaysia sebagai CdM pada Agustus 2019.

Momen berkesan karir Lee Chong Wei

Lee Chong Wei menyebut laga yang paling dia ingat sepanjang kariernya bukan Olimpiade, Kejuaraan Dunia, maupun turnamen tertua yang tak kalah prestisius, All England Open.

Namun, saat Lee Chong Wei berhadapan dengan Lin Dan (China) pada babak final salah satu turnamen reguler kalender BWF pada 13 tahun yang lalu, Malaysia Open 2006, di perpaduan Stadium, Kuching, Malaysia, Minggu (18/6/2006) silam.

Lee Chong Wei menyebut alasan mengapa laga tersebut menjadi laga yang paling dia ingat adalah karena saat itu dia berhasil melakukan epic comeback.

Segera Bergulir, Liga 2 Belum dapat Izin Rekomendasi dari BOPI

Lee Chong Wei berhadapan dengan Lin Dan (China)
Lee Chong Wei berhadapan dengan Lin Dan (China) (BADMINTONPHOTO)

Pada laga tersebut, Lee Chong Wei harus berjibaku lewat pertarungan rubber game kontra Lin Dan.

Kala itu, saat Lee Chong Wei tengah tertinggal jauh 13-20 dari Lin Dan di gim ketiga, secara mengejutkan dia berhasil meraih tujuh poin beruntun.

Lee Chong Wei pun berhasil memaksakan terjadinya adu setting, sebelum akhirnya memenangi pertandingan dengan skor akhir 21-18, 18-21, 23-21 untuk meraih gelar juara.

"Tentu saja, kemenangan pada Malaysia Open 2006 adalah yang paling saya ingat," ujar Lee Chong Wei, yang dilansir BolaSport.com dari New Straits Times.

"Lin Dan sudah unggul jauh 20-13 dan dia hany butuh satu poin (untuk meraih gelar juara), sedangkan saya masih membutuhkan delapan poin beruntun."

"Saya merasa beruntung saat itu karena saya berhasil untuk tidak melakukan kesalahan sendiri yang akhirnya membuat saya memenangi laga tersebut," kata peraih tiga medali perak Olimpiade tersebut.

Sementara itu, saat ditanyai mengenai momen mana yang paling buruk, ayah dua orang anak tersebut menjawab ada dua hal.

"Saya ingat saya pernah kalah di babak pertama All England Open, itu jadi salah satu titik terendah dalam karier saya," ucap Lee.

"Lalu, momen lain adalah larangan bermain akibat doping. Dua hal itu adalah kenangan pahit saya," ucap dia lagi.

Menjelang Olimpiade Rio 2016 silam, Lee Chong Wei memang cukup mendapat berbagai 'rintangan'.

Dia pernah tersandung kasus doping dan dilarang bermain hingga delapan bulan oileh BWF pada April 2015.

Pada All England Open 2016, Lee Chong Wei membuat kejutan besar setelah tersingkir di babak pertama dari B Sai Praneeth (India), 24-22, 22-20.

Pelatih sebut Lee anak didik yang luar biasa

Pelatih tunggal putra Malaysia, Misbun Sidek baru-baru ini membandingkan prilaku tunggal putra era Lee Chong Wei dan jaman sekarang.

Menangani Lee Chong Wei selama belasan tahun, Misbun menuturkan jika Lee adalah salah satu anak didik yang luar biasa dan mengesankannya.

Lee adalah sosok pekerja keras yang selalu memulai latihan lebih awal.

Lee juga sosok yang kompetitif dan berusaha memenangkan hati pelatihnya.

"Chong Wei selalu datang lebih awal untuk memenangkan hati saya (agar lebih fokus pada dirinya)," ungkap pelatih berusia 59 tahun tersebut.

Lee Chong Wei (kanan) dan Misbun Sidek (kiri).
Lee Chong Wei (kanan) dan Misbun Sidek (kiri). (BADMINTON PLANET)

Misbun lantas membandingkan sikap Lee dengan pebulu tangkis saat ini.

Menurutnya, pemain seperti Lee tak banyak terlihat di jaman sekarang.

"Kalian tidak melihat banyak pemain seperti itu saat ini," terang Misbun sebagaimana dilansir BolaStylo.com dari The Star.

Lebih lanjut Misbun menerangkan, jika pemain jaman sekarang kurang sabar.

"Saat ini, para pemain muda sangat tidak sabar. Mereka ingin jalan keluar mudah, tak mencari jalan pintas untuk sukses," lanjutnya.

Terkadang mereka merasa lebih pintar dari pelatih dan percaya pada internet.

"Butuh waktu bagi para pelatih untuk mentransfer pengetahuan mereka ke pemain terutama yang muda,"

"kadang, mereka merasa lebih pintar daripada pelatih, mereka bahkan Google untuk menolong," tambah Misbun.

Maksud dari Misbun tampaknya, para pemain bahkan mencari solusi dalam masalah latihan mereka di internet.

(TribunPalu.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved