Sulteng Hari Ini
Bupati Sigi Sebut Masalah Air Jadi Kendala Utama Pembangunan Hunian Tetap di Desa Pombewe
Pembangunan hunian tetap di Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah dimulai, Senin (1/7/2019) siang.
Penulis: Haqir Muhakir |
TRIBUNPALU.COM, SIGI -- Pembangunan hunian tetap di Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah dimulai Senin (1/7/2019) siang.
Hadir dalam acara dimulainya pembangunan hunian tetap (huntap) tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan RI Wiranto, Menteri ATR/BPN Sofyan A. Djalil, Kepala BNPB Doni Monardo, Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Moh. Hidayat Lamakarate.
Serta Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapata, bersama Kepala Satuan Tugas Kepala Satgas Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto.
Huntap yang akan dibangun di Desa Pombewe itu direncanakan berjumlah 1.500 unit dengan luas lahan 104 hektare.
Pembangunan akan dilakukan dalam dua tahap, yakni tahap pertama akan dibangun sebanyak 500 unit atas bantuan Yayasan Buddha Tzu Chi.

• Kota Palu Alami Inflasi 0,96 Persen Selama Periode Juni 2019
• Viral Video Wanita Bawa Anjing Masuk Masjid di Bogor, FUI Sulteng: Umat Islam Jangan Diam
• Pendaftaran Mahasiswa Baru Jalur Seleksi Mandiri (SM) UNS Dibuka Besok, Simak Informasi Lengkapnya
Meski di sekitar lokasi pembangunan terdapat sumber air, yakni Sungai Paneki, tetapi Pemerintah Kabupaten Sigi mengakui bahwa kendala utama pembangunan huntap di lokasi itu adalah ketersediaan air.
Bupati Sigi, Mohamad Irwan mengatakan, sumber air dari sungai itu membutuhkan pembangunan jaringan air bersih.
Dengan begitu, air bersih bahkan dapat dialirkan tak hanya ke lokasi huntap, tetapi juga untuk masyarakat di sekitar sungai.
Oleh karena itu, kata Irwan, pihaknya mengajukan bantuan kepada Kementerian PUPR untuk membangunkan jaringan air.
"Alhamdulillah, masalahnya dapat terselesaikan dengan bantuan PUPR, skemanya sudah ada, tinggal pengerjaannya," ungkap Irwan.
Nantinya, lanjut Irwan, jaringan air tidak hanya dimanfaatkan untuk keperluan air bersih, tetapi juga diharapkan bisa membantu memenuhi kebutuhan air untuk lahan pertanian.
Sebab, jaringan irigasi yang mengairi lahan pertanian di daerah itu rusak parah akibat gempa bumi yang terjadi September 2018 lalu.
(TribunPalu.com/Muhakir Tamrin)